Benda-benda ini disimpan oleh Pastor Arts, seorang Belanda merupakan ahli benda-benda bersejarah sejarah.
Dalam laman Kompas.id dijelaskan benda-benda tersebut antara lain adalah :
- 7 Inskripsi (prasasti berbentuk buku), seperti Al-Qur'an dari Tunisia (1922), Babad Tanah Jawi dan buku-buku Jawa Kuno
- 15 keropak (prasasti dari daun lontar)
- 7 buah tamra (prasasti berbentuk lempeng tembaga) yang menurut ahli sejarah dikenal dengan Prasasti Cunggrang B.
Memelihara Toleransi Beragama
Setiap Hari Besar Islam, Gereja Kayutangan turut memfasilitasi umat muslim yang melaksanakan ibadah sholat Ied. Umat muslim yang meluber turut memenuhi halaman gereja. Gerbang terbuka lebar bagi umat yang hendak menjalankan sholat di halaman gereja ini.
Aktivitas tahunan seperti ini  sudah berlangsung lebih dari 25 tahun.  Tak hanya itu, pemimpin umat Katolik atau pastor paroki Kayutangan beserta seluruh komunitas dan beberapa umat menyalami jemaat muslim usai melaksanakan sholat. Saling berjabatan tangan, turut bersukacita di hari raya.
Terasa sejuk dan damai menyaksikan suasana seperti ini, di mana agama bukanlah sekat antar umat untuk menjalankan ibadahnya. Gereja hanyalah sarana, yang terpenting adalah hati setiap insan mengedepankan sikap toleransi dan membina kebersamaan sebagai sesama umat beragama di negeri yang tercinta ini.Â
Salam toleransi! (Yy).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H