Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gereja Kayutangan Master Piece Kolonial Belanda di Kota Malang

12 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 18 Desember 2023   09:27 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya kebersamaan (di depan gereja Kayutangan) | Foto : malangkota.co.id

Gereja Hati Kudus Yesus  Kayutangan ini dibangun dengan arsitek yang sama dengan arsitek Gereja Cor Jesu, yaitu Marius J. Hulswit (1862-1921). Hulswit merupakan salah seorang pelopor arsitektur kolonial modern di Hindia Belanda sesudah tahun 1900. Hulswit mengerjakan gereja Kayutangan setelah menyelesaikan pembangunan gereja katedral di Lapangan Banteng Batavia pada tahun 1898.

Hulswit adalah murid sekolah Quelinus yang dikepalai oleh PJH Cuypers, seorang arsitek Neogothik di Belanda. Ia menggunakan jasa pemborong C Vi dibantu dengan Van Pad, dengan Bourguignon sebagai pembantu pemborong dan Molijn sebagai pengawas pembangunan.

Foto : Facebook @Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan 
Foto : Facebook @Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan 

Bangunan gereja Kayutangan ini satu golongan dengan bangunan Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia) yang didirikan tahun 1914 letaknya di sebelah utara alun-alun, dan Palace Hotel (sekarang Hotel Pelangi) didirikan tahun 1916 yang lokasinya di sebelah selatan alun-alun.

Pada abad XIX, gaya unik arsitektur yang unik Neo gothic sedang melanda banyak bangunan gereja. Hal ini tampak dari struktur gedungnya yang tinggi dengan struktur bangunan berkerangka kokoh pada dinding dan atap yang berfungsi sebagai penutup.

dok. pribadi
dok. pribadi

Gereja ini juga memiliki jendela dan pintu yang besar pada dinding yang dibangun dengan konstruksi skelet. Tampak pada tembok luar gereja yang ditopang tiang peyangga dinding berbentuk persegi.

Bangunan gereja ini mempuntai denahnya tidak berbentuk salib seperti pada umumnya gereja gaya Gothic. Ini dikarenakan mempunyai atap yang tidak begitu tinggi jika dibandingkan dengan gereja Gothic di Eropa. Tidak ada penyangga yang sering disebut Flying Buttress di dalamnya.

Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan tampak dari dekat | Foto : Tripadvisor
Gereja Hati Kudus Yesus Kayutangan tampak dari dekat | Foto : Tripadvisor

Berdasarkan ulasan ngalam.id, denah gereja ini berbentuk kotak, tak ada ruang double aisle atau nave, dan sebagainya seperti layaknya gereja-gereja Gothik. Lebar bentang denahnya kurang lebih 11,4 meter dan panjangnya kurang lebih 40 meter.

Sebelah depan dari denah, sisi kiri dan kanan, terdapat tangga yang dipakai untuk naik ke lantai dua yang tidak penuh. Pada kedua tangga inilah, pada tampak luarnya, dibuat dua tower atau menara, yang biasa kita lihat pada gereja-gereja neo gothic.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun