Bong Londo (sekarang TPU Nasrani Sukun) memiliki bangunan kokoh rancangan arsitektur Belanda yang terkenal pada masa Hindia Belanda, Thomas Herman Karsten.
Bangunan ini merupakan koridor pintu masuk kompleks makam yang memiliki luas 120.000 m², yang dibangun pada masa Bouwplan III masa pemerintahan walikota pertama saat itu; H.I. Bussemakaer (1919-1929). [malangkota.go.id]
Dalam komplek Bong Londo ini ditemukan jejak keberadaan Freemason di kota Malang.Â
Temuan ini adalah tersematnya simbol Freemason, jangka dan mistar siku pada pusara berbahan batu granit yang di bawahnya tertulis :
Hier Rust
Dr. P.A.A.F. Eyken
Geb. 20 Apr. 1868 Kediri
Overl. 28 Aug. 1934 te Poejon
Rust Zach
Lief Vedertje
Dia samping pusara tersebut terdapat pusara yang sama dan sejajar tanpa nama yang diduga adalah pusara istrinya bergambar daun akasia yang juga merupakan salah satu lambang ASAP penganut Freemasonry.
Menurut Bapak Dwi Cahyono sejarawan dan arkeolog dalam tulisannya di terakota.id beliau menjelaskan bahwa keberadaan makam pasutri dalam konsepsi Kristiani pasutri adalah apa yang dipersatukan Tuhan, jangan diceraikan oleh manusia yang diimplementasikan hingga akhir hayat.Â
Hal ini tampak dalam penempatan makam yang selalu berdampingan sebagai lambang sebuah kesetiaan pasutri hingga akhir peziarahan di dunia ini.
Selain kedua pusara tersebut ditemukan juga nisan marmer tua bertuliskan Pieter A. Allaries 1891 - 1941 dengan simbol Freemason di bawahnya.Â