Koleksi yang saat ini terdapat di Malang Ursuline Galery ini antara lain adalah :
- Bangunan-bangunan bersejarah sejak Era Kolonial Belanda: sekolah, asrama, kapel atau gereja, dan biara.
- Artefak-artefak kebutuhan hidup para suster, murid-murid, asramawati sehari-hari, seperti :
- Alat-alat rumah tangga seperti lemari, meja, bangku, kursi kayu kuno, ember enamel, dan mesin cuci merk Reineveld-Deflt-Holland (1958) yang masih dipergunakan hingga sekarang.
- Alat-alat masak dan penyajian berbahan keramik dan logam berasal dari berbagai negara; Belanda, Inggris, Jerman, Chekoslovakia, dan Jepang.
- Alat-alat makan berupa set piring-garpu metal bergrafir nama suster pendahulu
- Busana, pakaian atau habit, seterika dan koper lawas milik suster pendahulu
- Alat-alat musik kuno seperti harmonium, piano-piano, suling, akordion kecil, piringan hitam beserta alat pemutarnya, buku-buku partitur dalam bahasa Belanda, Inggris dan Latin.
- Buku-Buku dan perlengkapan administrasi: laporan hasil belajar atau rapor, buku induk siswa, buku ekspedisi, buku-buku keuangan, buku resep zaman dulu, timbangan surat dan perangko.
- Riwayat hidup atau monologium masing-masing suster atau pastor yang pernah bertugas di biara Malang.
- Koleksi kronik atau jurnal dan notulen rapat
- Koleksi patung-patung religius buatan pemahat Belanda
- Tempat makam para suster pendahulu (kolumbarium)
Menjadi Tempat Kunjungan Alumni dan Para PakarÂ
Jauh sebelum galeri atau museum ini berdiri begitu banyak tamu alumni dari Belanda dan dari berbagai negara. Ada yang berkunjung langsung, ada yang anak cucunya datang untuk mengenal lebih jauh sekolah tempat keluarga pendahulunya.Â
Semuanya takjub karena bangunan tak pernah ada perubahan yang berarti, bahkan semakin bagus dan elok meski termakan waktu.
Pendirian galeri atau museum ini tidak serta merta begitu saja seperti membalikkan telapak tangan. Dalam prosesnya banyak disupport oleh para pakar, peneliti dan ahli seperti Tn. Scott Merrilless seorang kolektor dan pakar membaca foto-foto lawas.
Max Meijer seorang konsultan dan museology beserta istrinya Petra Timmer seorang art historian juga selalu setia membantu Ursulin dalam mengembangkan galeri atau museum-museum Ursulin.
Seorang arsitek, peneliti dan penulis buku bangunan kolonial di Indonesia Ir. H.O. Obbe Norbuis juga mempunyai andil besar dalam proses penelitian dan penerbitan buku 165 Tahun Ursuline Santa Maria Jakarta.
Seorang kurator museum tingkat internasional, Ibu Sylvi Mutiara juga sangat mendukung keberadaan museum atau Malang Ursuline Galery ini. Sampai saat ini tak henti memberikan motivasi, masukan, dan inspirasi demi perkembangan Malang Ursuline Galery.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!