Sejak tahun 2003 saya sudah mengabdi di Kampus Cor Jesu Malang. Lembaga ini bergerak dan melayani di bidang pendidikan yang dirintis oleh para suster misionaris Ursulin sejak 1900. Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
Ketika usia sekolah dasar saya ingin bersekolah di Cor Jesu yang pada saat itu sangat terkenal sebagai sekolah paling bagus dan sangat menjunjung nilai disiplin yang tinggi. Semua muridnya dikenal pintar-pintar dan selalu berprestasi.Â
Namun Bapak bersikukuh agar saya bersekolah di sekolah negeri dulu karena ternyata kepala sekolah sekolah negeri di mana saya mengenyam pendidikan sekolah dasar pada saat itu adalah teman baik bapak saya.
Bukan hanya pendidikannya yang baik, atau murid-muridnya yang pandai dan disiplin tetapi ada satu hal yang sungguh membuat saya kagum dan sangat ingin menjadi bagian dari Cor Jesu ini adalah bangunannya yang kokoh dan megah.
Membahas Gedung Cor Jesu yang memiliki unit sekolah mulai jenjang KB – TK, SD, SMP, SMA dan SMK ini selalu menjadi suatu yang menarik dan istimewa bagi saya secara pribadi. Menjadi bagian keluarga besar Kampus Cor Jesu hingga saat ini sudah merupakan sesuatu yang membanggakan dan luar biasa.
Sejak Tahun 1900
Gedung Cor Jesu di jalan Jaksa Agung Suprapto nomor 55 merupakan salah satu dari 32 bangunan cagar budaya yang ada di Malang. Pada tanggal 12 Desember 2018 gedung Cor Jesu yang kokoh dan megah ini mendapat anugerah sertifikat heritage dengan nomor SK 185.45/348/35.73.112/2018. Bangunan sekolah kuno peninggalan Kolonial Belanda ini masih sangat terjaga dan terpelihara dengan sangat baik. Hal ini menjadikannya sebagai aset kekayaan sejarah di Indonesia khususnya di kota Malang.
Gedung ini dibangun di kawasan Celaket dengan lokasi yang sangat strategis. Arsitektur gedung bergaya kolonial ini sangat layak menjadi bangunan cagar budaya. Bangunan ini didirikan oleh tiga orang biarawati Ursulin awal tahun 1900 ini dirancang oleh Westmaas dari Surabaya.