Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kue Putu, Tersurat dalam Serat Centhini dan Lama Dikenal di Negeri Tirai Bambu

30 November 2023   15:42 Diperbarui: 4 Desember 2023   14:15 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajan Tradisional Putu atau Puthu | Ilustrasi | Foto : ditafaisal.com-2019

Seiring perkembangannya, kini banyak penjual puthu yang tidak berkeliling dengan dipikul atau dengan sepeda onthel membuat suara siulan yang melengking dari kukusan puthu tak lagi terdengar. Apalagi di era digital, pembeli lebih banyak meggunakan jasa pengiriman online untuk mendapatkan kue puthu ini.

Berasal dari Negeri Tirai Bambu

Dilansir dari detikfood.com, berdasarkan catatan Sejarah kue Putu dapat ditemukan di "China Silk Museum" di Hangzhou, China. Resep pertama kue ini diketahui sudah dibuat sejak masa Dinasti Ming yang berjaya pada tahun 1368-1644 (abad ke-13).

Di negara Tirai Bambu kue ini dikenal dengan xiao roe xiao long yang berarti kue dari tepung beras yang diisi kacang hijau. Dimasak dengan cetakan bambu kemudian dikukus hingga matang. Kue ini menjadi kudapan kesukaan kaisar kerajaan China.

Proses mengukus kue putu atau puthu | Ilustrasi | Foto : sc Instagram Puthu Lanang Malang
Proses mengukus kue putu atau puthu | Ilustrasi | Foto : sc Instagram Puthu Lanang Malang

Berdasarkan dari bukti-bukti sejarah yang ada, kue puthu datang ke bumi Nusantara bersama para imigran yang datang ke Nusantara di abad pertengahan. Pada masa itu Kerajaan Majapahit yang tengah mundur, kedatangan orang-orang dari negeri China untuk menetap dan berdagang, salah satunya adalah Laksamana Cheng Ho yang terkenal beserta anak buahnya yang singgah untuk beberapa waktu di bumi Nusantara.

Keberadaan kue puthu merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya dalam hal kuliner tradisional. Seiring dengan akulturasi dengan budaya masyarakat, kue dari negeri China ini  diserap dan dimodifikasi. Jika di negeri China kue puthu atau disebut dengan xiao roe xiao long  ini berisi kacang hijau, maka masyarakat nusantara mengisinya dengan gula aren atau gula merah karena gula aren mudah didapat dan melimpah.

Tersurat dalam Serat Centhini

Keberadaan jajanan tradisional nusantara, khususnya Jawa tersurat dalam Serat Centhini, naskah yang ditulis ketika masa Kerajaan Mataram (1814) yang menurut penelitian ditemukan 24 jenis makanan tradisional yang hingga saat ini masih dijumpai di pasar-pasar tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur. [staffnew.uny.ac.id – Endang Nurhayati, dkk].

Serat  Centhini  mulai  ditulis  pada  hari  Sabtu  Paing  tanggal  26 Muharam Tahun Je Mangsa VII 1742 AJ dengan sengkalan Paksi Suci Sabda Aji atau bulan Januari 1814 Masehi, dan selesai ditulis pada tahun 1823. Penulisan  serat  ini  atas  perintah  putera  mahkota  Kerajaan  Surakarta yaitu Adipati Anom Amangkunagara III yang kemudian menjadi raja Kasunanan Surakarta dan bergelar Sunan Pakubuwana V yang bertahta pada tahun 1820-1823. Selain sebagai pemrakarsa beliau juga sebagai ketua tim penulisan Serat Centhini tersebut. [kebudayaan.kemendikbud.com]

Naskah Serat Centhini | Foto : kebudyaan.kemendikbud.com
Naskah Serat Centhini | Foto : kebudyaan.kemendikbud.com

Salah satu dari 24 kue tersebut adalah puthu yang tertulis dalam kisah yang yang menyebutkan jajanan tradisional Jawa bernama puthu pada tahun 1630 di Desa Wanamarta, Probolinggo, Jawa Timur.

Terdapat dua kisah tentang puthu dalam Serat Centhini yang menyebutkan kue puthu. Satu kisah menceritakan ketika Ki Bayi Panurta yang meminta muridnya menyediakan hidangan pagi. Hidangan yang disajikan ada beberapa termasuk serabi dan puthu sebagai makanan pelengkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun