Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyelisik Mpu Bulul, Bunga Sesajen dan Tradisi Upacara Keagamaan Hindu

28 November 2023   13:15 Diperbarui: 4 Januari 2024   05:48 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewa Ganesha bersila di atas padmasana |ilustrasi| foto : balitribune.com

Bunga sembahyang berwarna-warni tradisi Hindu yang selalu tersedia di pasar-pasar di Bali (Pasar Pemecutan, Bali) | dok. pribadi
Bunga sembahyang berwarna-warni tradisi Hindu yang selalu tersedia di pasar-pasar di Bali (Pasar Pemecutan, Bali) | dok. pribadi
        Bagi umat Hindu bunga digunakan untuk menunjukkan kesucian hati dalam memuja Sang Hyang Widhi Wasa serta sinar sucinya. Bunga berwarna – warni mempunyai makna tersendiri. Warna bunga yang digunakan sebagai sarana persembahan antara lain adalah :

Bunga Kantil atau Cempaka Putih atau Magnolia | Ilustrasi | Foto : shutterstock
Bunga Kantil atau Cempaka Putih atau Magnolia | Ilustrasi | Foto : shutterstock
  • Bunga berwarna putih, digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi Iswara yang mempunyai kekuatan seperti badjra dan memancarkan sinar berwarna putih. Bunga-bunga yang digunakan seperti : teratai putih, kamboja atau jepun petak atau putih, cempaka putih (kantil), sedap malam, pacar putih dan melati.
  • Bunga berwarna merah, digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi Brahma yang memiliki kekuatan seperti gada dan memancarkan sinar berwarna merah. Bunga-bunga yang digunakan seperti : teratai merah, mawar merah, soka, kenyeri, pacar merah, dan kembang kertas merah, kembang sepatu merah.

Kembang sepatu biru atau Hibiscus Blue | Ilustrasi | foto : istock
Kembang sepatu biru atau Hibiscus Blue | Ilustrasi | foto : istock
  • Bunga berwarna hitam biasanya diganti dengan warna biru atau hijau, digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi Wisnu yang memiliki senjata cakra yang memancarkan sinar berwarna hitam. Bunga-bunga yang digunakan seperti : teratai biru, kenanga atau teleng, kembang sepatu biru atau hibiscus.
  • Bunga berwarna kuning, untuk digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi Mahadewa yang memiliki kekuatan seperti nagapasa dan memancarkan sinar berwarna kuning. Bunga-bunga yang digunakan seperti : teratai kuning, cempaka kuning, allamanda, marigold atau gemitir atau kenikir, dan pacar kuning.

Bunga Gemitir atau Marigold | Ilustrasi | foto : rumah.com
Bunga Gemitir atau Marigold | Ilustrasi | foto : rumah.com

       Melalui gambaran di atas, sangat jelas bahwa bunga yang harus ada untuk ibadah umat Hindu sehari-hari dan untuk upacara-upacara tertentu itu telah ditanam pula oleh Mpu Bulul. Mpu Bulul diberi kepercayaan untuk meyediakan rangkaian bunga pada saat menerima tamu kerajaaan atau pada saat upacara-upacara kerajaan. Taman bunga sentuhan sang ahli Mpu Bulul, mempunyai peran sangat penting dalam kegiatan-kegiatan kerajaan Medang dan kerajaan Kanuruhan khususnya.

       Sebagai taman pertama pada masa kerajaan Medang, taman Bulul menjadi ikon yang mempunyai nilai eksotisme tinggi didukung dengan udara dingin dan sejuk khas daerah yang terletak di dataran tinggi. 

       Kepiawian pemuda Bulul di bidang pertamanan dan keahliannya sebagai tutor atau pengajar cara menanam dan merangkai bunga di desanya adalah nilai lebih bagi keberadaan taman ini di masa lalu. Taman Bulul mempunyai daya tarik istimewa meskipun kota Malang juga menyimpan banyak sejarah taman yang tersebar di berbagai daerah di Malang Raya, baik di kota Malang, kota Batu maupun di daerah kabupaten Malang. Selain  taman peninggalan kerajaan Kanuruhan (Kanjuruhan), tersebar taman-taman peninggalan kerajaan Tumapel dan Singhasari.

       Begitu kaya kebudayaan negeri kita dalam keragaman tradisi setiap agama. Semoga dengan memahami sejarah nusantara kita dapat selalu memelihara rasa toleransi beragama juga bangga akan kekayaan budaya dan tradisi setiap suku bangsa dan agama. 

Salam Rahayu. (Yy)

***

Sumber : Malang Cilin Digital Acces :
Eko-Sosio-Kultura Lokal Kota Malang dalam Perspektif Historis
"Eksotisme Taman Bunulrejo Era Kerajaan Medang dan Upaya Pelestariannya" - Yayuk_2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun