Keindahan taman Bulul ini menjadi sempurna dan istimewa karena di tengah-tengah taman terdapat telaga yang bertaburan bunga teratai atau padma, bunga yang sangat disucikan oleh Hindu dan Budha.
Taman Bulul yang luas ini berhiaskan bunga warna-warni yang mengelilingi sebuah telaga bertaburan bunga teratai atau padma. Dari gambaran ini dapat dibayangkan keindahannya.
Taman ini sanggup membuat Rakai Kanuruhan Dhyah Mungpang penguasa Kerajaan Kanjuruhan terpesona dan bangga. Sang Rakai merasa senang ketika melintasi daerah bernama Kajatan yang pada saat itu dikelola oleh seorang pemuda bernama Bulul.
Sebagai taman pertama masa kerajaan Medang, taman Bulul menjadi ikon yang eksotis yang didukung dengan letaknya di dataran tinggi  yang mempunyai udara dingin dan sejuk.
Menurut sastra-sastra kuno taman di dalam keraton merupakan simbol kebangggan para raja. Taman keraton adalah tempat yang paling nyaman dan indah sebagai tempat menerima dan menjamu tamu kerajaan. Tak heran jika Mpu Sindok melalui Rakai Dhyah Mungpang menganugerahkan waranugraha pada Bulul.
Sesuai tradisi taman, tempat ini juga menjadi tempat pembelajaran atau perkumpulan yang pada waktu itu disebut dengan mandala kedewanguruan.Â
Dalam mandala kedewanguruan murid-murid belajar secara bertahap mulai dari tata upacara, ilmu filsafat hingga ajaran inti tentang kehampaan (kitab Timur, buku keagamaan bersifat Shiwa)
Taman dan Telaga Pertama Era Kerajaan Medang
Seperti halnya taman yang menjadi ciri khas dan ikon sebuah daerah tertentu, maka taman bertabur bunga warna-warni dan tertata rapi merupakan cerminan kejayaan sebuah kerajaan.
Warga turun-temurun mengisahkan bahwa taman dan telaga atau patirtan bertabur bunga teratai karya Mpu Bulul  dalam situs ini mempunyai luas 12 meter persegi . Setiap sisinya dibatasi  dinding dari batu bata merah tebal. Dalam taman ini terdapat pancuran-pancuran atau dwarajala yang di sisinya adalah arca dewa Hindu Ganesha.