Tanpa ragu kami tetap masuk dan bergabung dalam antrian panjang. Bukan omong kosong, Mie Bakar Celaket ini benar-benar ramai.Â
Kami tersenyum dan merasa muda di tempat itu karena sebagian besar yang antri adalah anak muda.Â
Kami mendapat tempat di lantai dasar karena lantai atas sudah penuh.
Setelah beberapa saat antri, kami memesan dua porsi Mie Bratwurst Sosis tanpa topping dengan dua gelas teh hangat.
Sambil menunggu pesanan kami diantar, kami ngobrol aneka topik. Semua mengalir dan kami merasa sudah akrab dan saling mengenal.
Dari deretan obrolan kami yang hangat sehangat teh tawar pesananku, ternyata kami sama-sama seorang single parent.
Dan dari cerita yang mengalir, ternyata kami sudah pernah saling mengunjungi sekolah tempat kami masing-masing berkarya.
Sekali lagi semua adalah misteri ilahi. Jika Tuhan belum mengizinkan kami bertemu, kami tidak akan bertemu. Tetapi ketika saatnya tiba dalam seizin Tuhan, kami pasti dipertemukan.Â
Obrolan tetap hangat dan semakin akrab hingga mie bakar yang kami santap ini habis.Â
Mie Bakar Celaket ini terasa sangat nikmat ketika diberi topping keakraban yang cair selama kami bersantap.