A baby is something you carry inside you for nine months, in your arms for three years, and in your heart until the day you die. – Mary Mason
Mary Mason mengungkapkan bahwa seorang bayi adalah sesuatu yang Anda (ibu) bawa di dalam diri Anda selama sembilan bulan, di tangan Anda selama tiga tahun, dan di dalam hati Anda sampai hari kematian Anda.
Oleh karenanya, kita sebagai orang tua khususnya seorang calon ibu atau ibu membutuhkan persiapan yang matang menghadapi hal-hal ajaib yang menakjubkan sejak testpack menunjukkan dua garis.
Metode Ovulasi Billings (MOB) saya terapkan sejak menandatangani ikatan janji pernikahan 22 tahun yang lalu. Tentunya bagi beberapa kalangan metode ini masih asing dan bagi yang mengenalnya mungkin juga merasa kesulitan menerapkannya.
Saya pribadi telah berhasil menerapkan metode ini. Dengan kerjasama yang baik bersama pasangan serta ketelatenan dan ketelitian yang baik semua dapat membuahkan hasil yang baik pula.
Saya menjalani hidup perkawinan tanpa alat KB. Ketiga anak saya lahir secara terencana dengan jarak masing-masing empat tahun. Anak pertama lahir di tahun 2001, kedua tahun 2005 dan yang bungsu 2009. Amazing!
Sebelum mengenal apa itu Metode Ovulasi Billings, saya akan mengulas persiapan dari sebuah perkawinan hingga perencanaan kehamilan itu sendiri.
Siap Sejak Meninggalkan Masa Lajang
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Mat 19:6)
Kehidupan yang selalu diliputi kebahagiaan menjadi dambaan setiap pasangan suami istri.
Tak hanya cukup bersama menjalaninya dengan bersenang-senang saja, melainkan diperlukan juga kesiapan menghadapi perbedaan dan egoisitas masing-masing pribadi yang akan muncul saat mengarungi bahtera hidup berumah tangga.
Pada dasarnya ketika sudah mantap berkomitmen menjadi pasangan suami istri, maka mereka bukan lagi dua melainkan satu.
Maka apapun dan bagaimanapun biduk kehidupan keluarga harus tetap berlabuh dan di kemudikan ber’satu’ meskipun diterjang gelombang dan badai.
Demikian pula ketika menghadapi hadirnya buah cinta yang akan menjadi warna dan kebahagiaan yang melengkapi sebuah keluarga, semua diperlukan persiapan yang matang.
Persiapan-persiapan menghadapi kehidupan baru perkawinan ini harus matang sejak kita meninggalkan masa lajang, bahkan sangat mungkin sudah siap sejak sebelum memutuskan untuk meninggalkan masa itu. Mengapa?
Ketika kita memutuskan menikah, menghadapi kehadiran buah cinta merupakan hal yang menggembirakan sekaligus mendebarkan dan penuh perjuangan. Seorang calon ibu harus benar-benar dalam kondisi yang sehat secara lahir maupun batin.
Kursus Persiapan Perkawinan
Sebelum saya menikah (secara Katolik) 22 tahun silam, ada tahap yang harus saya jalani bersama pasangan saya yaitu menjalani Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) yang sifatnya wajib. Kursus ini saya ikuti selama dua hari.
Materi kursus persiapan perkawinan yang saya ikuti mencakup berbagai hal antara lain meliputi:
- Hakikat Perkawinan, yang menjabarkan tentang 1) perkawinan merupakan persekutuan hidup dan cinta, 2) perkawinan merupakan lembaga sosial, 3) perkawinan merupakan lembaga hukum negara, dan 4) perkawinan antara dua orang yang dibaptis merupakan sakramen
- Tujuan Perkawinan, yang menjabarkan tentang 1) pengembangan dan pemurnian cinta kasih suami-istri, 2) kelahiran dan pendidikan anak, dan 3) Pemenuhan kebutuhan seksual
- Sakramen Perkawinan, yang menjelaskan bahwa Katolik bersifat sakramental, dan berdasarkan sakramen ini, pasangan suami istri diharakan mampu menghayati perkawinan kristiani di mana mereka dikuatkan dan dikuduskan menjalani kehidupan perkawinan yang melambangkan kesatuan dan cinta bersama Tuhan sendiri.
- Moral Perkawinan, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang mendukung, menunjang mewujudkan, atau memperkuat kesatuan suami- istri, adalah baik. Segala sesuatu yang merusak, melanggar, mengancam, atau meretakkan kesatuan itu, adalah tindakan tidak baik. Gilarso (1990: 45).
- Psikologi Pria dan Wanita, dalam materi ini dijelaskan Panggilan hidup kaum pria terarah menjadi seorang ayah/bapak, sedangkan wanita menjadi seorang ibu.
- Komunikasi Suami-Istri, yang mengulas tentang pemahaman pentingnya komunikasi yang merupakan kunci dalam membangun relasi suami-istri.
- Keluarga Berencana Alamiah. Materi ini mengulas bahwa gereja Katolik sangat menganjurkan keluarga Katolik memanfaatkan KB alamiah.
Bagian inilah yang akan saya ulas lebih dalam, sesuai pengalaman pribadi saya menggunakan KB alami dengan menerapkan Metode Ovulasi Billings.
- Pengaturan Ekonomi Keluarga, materi ini menjabarkan hal yang penting tentang kebijaksanaan mengatur rumah tangga sedemikian rupa sehingga dengan penghasilan yang tertentu dan terbatas semua kebutuhan keluarga dapat tercukupi.
- Persiapan Perkawinan yang membahas tentang empat tahap persiapan sebuah perkawinan yang meliputi, 1) persiapan awal, 2) pertengahan (kursus persiapan perkawinan), 3) persiapapan tahap akhir, kemudian 4) persiapan pelaksanaan perkawinan
- Pendidikan Anak meliputi materi tentang pemberian teladan hidup, perhatian dan kasih sayang, lalu simpati dan empati.
Perkawinan Ideal Siap Hamil Sehat
Usia calon ibu juga sangat berpengaruh, meskipun tak sedikit pasangan usia dini memiliki keluarga yang bahagia dalam kehidupan berkeluarga.
Perkawinan yang ideal, dalam konteks usia yang tepat maka pasangan pasti akan siap untuk hamil dengan sehat.
Seperti dilansir di laman kemenpppa.go.id (Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia) menjelaskan bahwa usia ideal perkawinan untuk laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun.
Usia 25 tahun bagi laki-laki sudah dianggap matang dari segi emosi, ekonomi dan sosial. Begitupun usia 21 tahun sudah dianggap matang bagi perempuan dari segi emosi, kepribadian dan sosialnya.
Khusus untuk perempuan, usia kurang dari 21 tahun, rahim dan pinggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga kemungkinan terjadi kesulitan dalam persalinan.
Kehamilan yang sehat, suatu kondisi sehat fisik dan mental ibu dan janin yang dikandungnya. Kehamilan yang sehat dicirikan oleh cukup bulan (matur) sekitar 38 sampai 40 minggu (280 hari).
Berat badan ibu idealnya meningkat 0,5 kg perminggu atau 6,5 sampai 16 kg selama masa kehamilan dengan disertai peningkatan berat badan janin yang sesuai dengan umur kehamilan.
Metode Ovulasi Billings
Tanpa KB atau KB alami dengan metode ini sudah menjadi keputusan bersama saya dengan pasangan sejak menikah dan menjalankannya setelah anak pertama lahir.
Upaya ini saya lakukan sebagai langkah awal KB secara alamiah, mengatur, dan merencanakan kapan mulai siap untuk kehamilan berikutnya.
Metode Ovulasi Billings ini saya kenal ketika mengikuti kursus persiapan perkawinan yang materinya seperti yang saya ulas sebelumnya. Dalam kursus tersebut kami dibekali buku tentang Metode Ovulasi Billings beserta tabal-tabel yang mendukung jalannya program ini.
Metode ini dikembangkan oleh dua dokter Australia, yaitu Dr. Evelyn dan John Billings pada tahun 1950-an oleh dua dokter Australia dan diperkenalkan pada Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.
Metode ini termasuk dalam metode KB alami yang biasa disebut juga dengan metode lendir serviks, yaitu terjadinya perubahan siklus dari lendir serviks vagina oleh karena perubahan kadar estrogen.
Dalam Metode Ovulasi Billings perempuan mempunyai banyak peran karena perempuan yang harus dengan telaten dan teliti bahkan harus memahami perubahan karakteristik lendir serviks dan pola sensasi di vulva (kebasahan, perasaan banyak cairan atau kering) selama siklus menstruasi.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur.
Menjelang ovulasi atau peristiwa lepasnya sel telur dari indung telur, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina pada saat berdiri atau berjalan.
Sebagai perempuan kita perlu mengamati perubahan rasa pada vulva (bagian yang merasakan lendir) sepanjang hari atau melihatnya pada waktu tertentu kemudian dengan rutin mencatatnya untuk mengetahui pola subur atau pola tidak subur.
Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola dasar tidak subur adalah pola yang tidak berubah. Pola-pola ini mengikuti pola hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan pembuahan.
Penelitian pola ini akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Saya masih merasa awam dalam hal ini, namun saya menjelaskan sesuai dengan yang saya lakukan.
Dengan acuan catatan berdasarkan yang saya rasakan, saya dan pasangan sepakat tidak melakukan kontak intim ketika vulva terasa basah dan licin karena jika berencana menunda kehamilan.
Oleh karena itu kita tidak diperkenankan melakukan hubungan intim selama masa menstruasi, apalagi ketika masa subur dalam fase puncak yaitu ketika vulva terasa basah dan licin.
Pada masa ini dapat dipastikan sel telur bisa dibuahi sperma.
Kita dapat bebas melakukannya ketika masa kering, atau jika vulva terasa kering meskipun tampak sedikit lendir yang sifatnya tidak berubah sama sekali setiap hari. Atau jika terasa ada lendir namun lengket dan kental, ini juga tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Tabel Pencatatan
Pada waktu itu saya menggunakan tabel sesuai yang ada dalam buku. Hal ini sangat perlu untuk mendapatkan hasil yang tepat dan akurat. Saya mencatat setiap hari hasil-hasil pengamatan saya pada sensasi yang dirasakan oleh vulva.
Sesuai pengalaman, kami tidak melakukan kontak suami istri selama pengamatan berlangsung kurang lebih satu bulan atau 30 hari. Setelah itu baru tahu kapan bisa berhubungan dengan menyesuaikan tabel pengamatan.
Hal ini sangat diperlukan kesabaran ekstra karena dalam situasi tertentu masa ovulasi bisa berubah karena faktor-faktor tertentu, seperti stress, sakit dan lain sebagainya.
Peraturan Metode Ovulasi Billings
Berdasarkan penjelasan pakar Metode Ovulasi Billings dalam billingsmethod.org untuk merencanakan kehamilan atau mungkin menundanya kita dapat mencermati peraturan dalam Metode Ovulasi Billings, sebagai berikut :
Untuk Mencapai Kehamilan:
Digunakan Peraturan Pra-Ovulasi. Cara ini membantu untuk mengenal perubahan pola kesuburan lendir. Kemudian, hubungan seksual harus ditunda sampai lendir licin tampak.
Beberapa hari berikutnya adalah hari yang paling subur. Oleh karena itu, hubungan seksual hendaknya dilakukan selama ada lendir licin (vulva terasa licin).
Untuk Menunda/Menjarangkan Kehamilan:
Peraturan Pra Ovulasi
- Hindarilah hubungan seksual pada hari-hari pendarahan deras selama menstruasi.
- Hubungan seksual boleh dilakukan pada setiap malam hari kedua (selang-seling), bila hari ini sudah dikenal sebagai tidak subur.
- Hindarilah hubungan seksual setiap hari ketika lendir atau pendarahan menyelingi Pola Dasar Tidak Subur. Hubungan seksual baru boleh dilakukan lagi bila 3 hari berturut-turut dikenali sebagai Pola Dasar Tidak Subur, maka hubungan seksual boleh dilakukan pada malam ke-4. Selanjutnya gunakanlah peraturan 2.
Peraturan Puncak
Merupakan peraturan puncak. Mulai hari ke-4 sesudah puncak sampai akhir siklus, boleh melakukan hubungan seksual setiap hari pada setiap saat.
Peran Pasangan (Suami) Tak Kalah Penting
Nah, melalui paparan di atas diperlukan kekompakan dalam menyukseskan program perencanaan kehamilan dengan menggunakan metode ini.
Tidak hanya pihak perempuan namun peran pasangan (suami) juga sangat penting.
Diperlukan kesabaran ekstra dalam menjalaninya, karena seringkali harus menghadapi masa puasa yang hitungannya dapat berubah-ubah.
Perlunya menjaga emosi dan dorongan atau hasrat dari pasangan dapat membantu kelancaran program perencanaan ini.
Support kedua belah pihak menjadikan program ini dapat berjalan sesuai dengan rencana , keinginan atau harapan bersama.
Kini metode ini lebih berkembang dan dapat diperdalam melalui kursus atau seminar khusus.
Bahkan bagi yang ingin merencanakan buah hati sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan, metode ini saya rasa sangat tepat untuk dijalani.
Ada yang ingin mencoba metode ini? (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H