Beberapa waktu terakhir cuaca kota Malang sangat panas di siang hari. Terkadang mendung datang bersama gerimis namun seperti hanya lewat saja, tidak lama.
Tahun 2023 ini, Tahun Baru 2574 Kongzili atau Imlek jatuh pada hari Senin (23/1) mendatang, namun aura Imlek sudah mulai terasa sejak awal bulan Januari lalu.
Seperti sebelum-sebelumnya Imlek selalu identik dengan hujan, angin kencang, lampion, angpao dan segala pernak-pernik bernuansa merah.
Klenteng Eng An Kiong
Di kota Malang, terdapat sebuah bangunan klenteng tua nan megah yang dikenal dengan nama Eng An Kiong. Letaknya tak jauh dari pusat kota Malang. Memasuki bulan Januari, geliat persiapan Imlek di Klenteng ini mulai tampak.Â
Sudah menjadi tradisi, Klenteng Eng An Kiong selalu memasang ratusan lampion (hingga 300 an lampion) dan membersihkan area Klenteng jauh hari sebelum perayaan Imlek.
Patung patung dewa yang ada di dalam Klenteng pun mulai dibersihkan dan puncaknya adalah pada Minggu, 15 Januari 2023. Di hari puncak itu, semua jemaat Tri Dharma melakukan sembahyang bersama.
Keunikan Klenteng Eng An Kiong
Sebagai Klenteng tua yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, Klenteng Eng An Kiong mempunyai beberapa keunikan yang merupakan daya tarik istimewa sebagai sebuah tempat ibadah.Â
Hal ini nampak pada bangunannya, keberadaannya, agenda rutinnya serta jangkauan lokasinya.Â
Secara lengkap dapat dikulik seperti beberapa poin di bawah ini :
1. Merupakan Bangunan Tua di Kota Malang
Klenteng Eng An Kiong yang terletak di Jalan Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang ini adalah salah satu bangunan tua dengan arsitektur gabungan Eropa dan Tiongkok yang berusia 193 tahun.
Bangunan klenteng dibangun pada 1825 (2564 tahun imlek) atas prakarsa Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong), keturunan ketujuh dari jenderal di masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok.
Klenteng ini berdiri di atas tanah kurang lebih 5.000 meter persegi dengan memiliki 99 rupang atau kiem siem atau patung dewa-dewi di seluruh ruangan.Â
Dengan kekhasan ini, membuat Klenteng Eng An Kiong mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Nama Eng An Kiong berasal dari bahasa Tiongkok yang mempunyai makna Istana Keselamatan Yang Abadi; ‘Eng’ artinya abadi, ‘An’ artinya keselamatan, dan ‘Kiong’ berarti istana.
Bangunan ini sarat akan sejarah dan memegang teguh budaya hidup rukun dan damai, tanpa memandang suku, ras, agama dan status sosial.
2. Sebagai Klenteng Tri DharmaÂ
Klenteng Eng An Kiong merupakan klenteng Tri Dharma, yang artinya digunakan sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Ji (Khonghucu), Too (Tao), dan Sik (Buddha).
3. Mempunyai Agenda Rutin Imlek yang Ditunggu Masyarakat Berbagai Kalangan
Ketika Imlek tiba Klenteng Eng An Kiong mempunyai rangkaian agenda rutin beragam upacara ritual. Acara ini dapat diikuti oleh seluruh pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat.
Agenda rutin yang sangat ditunggu-tunggu adalah upacara ritual sedekah bumi sebuah tradisi Tiongkok sembahyang kepada leluhur dan membagi sembako pada seluruh masyarakat yang datang, bahkan sampai antri panjang karena yang datang tak hanya warga sekitar melainkan dari berbagai tempat.
Hari terakhir di hari ke-15 adalah tradisi upacara Cap Go Meh (dialek Hokkien) juga hari yang ditunggu-tunggu masyarakat karena  Klenteng Eng An Kiong menyediakan hidangan yang berisi lontong, ayam, telor, dan sayuran rebung.Â
Pada upacara ini, masyarakat yang datang tanpa terkecuali dapat menyantap hidangan sajian lontong Cap Go Meh secara gratis.Â
Tahun ini akan diselenggarakan barongsai dua hari Imlek, dan wayang Potehi pada tanggal 26 Maret mendatang. Acara ini baru dapat diselenggarakan, setelah tahun lalu ditiadakan karena masih dalam masa pandemi Covid-19.Â
4. Mempunyai Akses yang Mudah
Sebagai salah satu tempat yang mempunyai daya tarik istimewa, Klenteng Eng An Kiong merupakan destinasi wisata yang jarang terlewatkan oleh wisatawan baik domestik maupun asing.
Keberadaannya di tengah kota menjadikan lokasinya tidak sulit ditemukan dan dijangkau, baik di kota itu sendiri maupun dari luar kota. Akses menuju lokasinya pun sangat mudah.
Sangat Dekat dengan Stasiun Kereta Api
Pada topik kali ini, penulis menyoroti bahwa Klenteng Eng An Kiong ini mempunyai jarak yang sangat dekat dengan Stasiun Kota Lama maupun Stasiun Kota Baru.
Klenteng ini sangat dekat dengan pemberhentian Stasiun Kota Lama karena masih terletak di jalan yang sama; Jalan Martadinata.
Untuk mencapai Klenteng Eng An Kiong dari Stasiun Kota Lama hanya diperlukan waktu 2 menit dengan mengendarai motor atau mobil karena jaraknya tidak sampai 1 km. Jika ingin menempuhnya dengan jalan kaki hanya memakan waktu kurang lebih 9-12 menit saja.
Sedangkan jika kita dari Stasiun Kota Baru, di jalan Panglima Sudirman hanya berjarak 1,2 km, dan hanya memerlukan waktu maksimal 3-4 menit saja dengan mengendarai motor atau mobil.
Jika berjalan kaki kita dapat menempuhnya selama kurang lebih 15-20 menit sambil menikmati pemandangan Kampung Tridi dan Kampung Warna-Warni dari sepanjang trotoar jembatan Kali Brantas.
Wah dekat sekali kan? dan tentunya pasti asyik dan seru kalau bisa mengikuti perayaan Imlek tahun ini.
Bagi teman-teman Kompasianer yang hendak ke Malang untuk menyaksikan rangkaian kegiatan perayaan Tahun Baru 2574 Kongzili atau Imlek di Klenteng Eng An Kiong ini, naik kereta api dapat menjadi pilihan utama karena jaraknya sangat dekat dengan lokasi.
Hayooo, jangan lewatkan perayaan tahun ini, bakal sangat meriah meski masih ada sedikit batasan pasca pandemi Covid-19.Â
Selamat Tahun Baru Imlek 2574,
Gong Xi Fat Cai…
Wan Se Ru Yi, Sen Thi Cien Khang. (Yy)