Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Klenteng Eng An Kiong, Bangunan Tua yang Dekat dengan Stasiun Kota

16 Januari 2023   00:30 Diperbarui: 31 Januari 2023   20:20 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemeriahan Barongsai ketika Imlek di Klenteng Eng An Kiong | Foto : setapaklangkah.com

Beberapa waktu terakhir cuaca kota Malang sangat panas di siang hari. Terkadang mendung datang bersama gerimis namun seperti hanya lewat saja, tidak lama.

Tahun 2023 ini, Tahun Baru 2574 Kongzili atau Imlek jatuh pada hari Senin (23/1) mendatang, namun aura Imlek sudah mulai terasa sejak awal bulan Januari lalu.

Seperti sebelum-sebelumnya Imlek selalu identik dengan hujan, angin kencang, lampion, angpao dan segala pernak-pernik bernuansa merah.

Klenteng Eng An Kiong

Di kota Malang, terdapat sebuah bangunan klenteng tua nan megah yang dikenal dengan nama Eng An Kiong. Letaknya tak jauh dari pusat kota Malang. Memasuki bulan Januari, geliat persiapan Imlek di Klenteng ini mulai tampak. 

Sudah menjadi tradisi, Klenteng Eng An Kiong selalu memasang ratusan lampion (hingga 300 an lampion) dan membersihkan area Klenteng jauh hari sebelum perayaan Imlek.

Patung patung dewa yang ada di dalam Klenteng pun mulai dibersihkan dan puncaknya adalah pada Minggu, 15 Januari 2023. Di hari puncak itu, semua jemaat Tri Dharma melakukan sembahyang bersama.

Keunikan Klenteng Eng An Kiong

Sebagai Klenteng tua yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, Klenteng Eng An Kiong mempunyai beberapa keunikan yang merupakan daya tarik istimewa sebagai sebuah tempat ibadah. 

Hal ini nampak pada bangunannya, keberadaannya, agenda rutinnya serta jangkauan lokasinya. 

Secara lengkap dapat dikulik seperti beberapa poin di bawah ini :

1. Merupakan Bangunan Tua di Kota Malang

Klenteng Eng An Kiong yang terletak di Jalan Martadinata, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang ini adalah salah satu bangunan tua dengan arsitektur gabungan Eropa dan Tiongkok yang berusia 193 tahun.

Bangunan klenteng dibangun pada 1825 (2564 tahun imlek) atas prakarsa Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong), keturunan ketujuh dari jenderal di masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok.

Klenteng ini berdiri di atas tanah kurang lebih 5.000 meter persegi dengan memiliki 99 rupang atau kiem siem atau patung dewa-dewi di seluruh ruangan. 

Dengan kekhasan ini, membuat Klenteng Eng An Kiong mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Nama Eng An Kiong berasal dari bahasa Tiongkok yang mempunyai makna Istana Keselamatan Yang Abadi; ‘Eng’ artinya abadi, ‘An’ artinya keselamatan, dan ‘Kiong’ berarti istana.

Bangunan ini sarat akan sejarah dan memegang teguh budaya hidup rukun dan damai, tanpa memandang suku, ras, agama dan status sosial.

2. Sebagai Klenteng Tri Dharma 

Klenteng Eng An Kiong merupakan klenteng Tri Dharma, yang artinya digunakan sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Ji (Khonghucu), Too (Tao), dan Sik (Buddha).

3. Mempunyai Agenda Rutin Imlek yang Ditunggu Masyarakat Berbagai Kalangan

Ketika Imlek tiba Klenteng Eng An Kiong mempunyai rangkaian agenda rutin beragam upacara ritual. Acara ini dapat diikuti oleh seluruh pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat.

Agenda rutin yang sangat ditunggu-tunggu adalah upacara ritual sedekah bumi sebuah tradisi Tiongkok sembahyang kepada leluhur dan membagi sembako pada seluruh masyarakat yang datang, bahkan sampai antri panjang karena yang datang tak hanya warga sekitar melainkan dari berbagai tempat.

Kemeriahan Barongsai ketika Imlek di Klenteng Eng An Kiong | Foto : setapaklangkah.com
Kemeriahan Barongsai ketika Imlek di Klenteng Eng An Kiong | Foto : setapaklangkah.com

Hari terakhir di hari ke-15 adalah tradisi upacara Cap Go Meh (dialek Hokkien) juga hari yang ditunggu-tunggu masyarakat karena  Klenteng Eng An Kiong menyediakan hidangan yang berisi lontong, ayam, telor, dan sayuran rebung. 

Pada upacara ini, masyarakat yang datang tanpa terkecuali dapat menyantap hidangan sajian lontong Cap Go Meh secara gratis. 

Tahun ini akan diselenggarakan barongsai dua hari Imlek, dan wayang Potehi pada tanggal 26 Maret mendatang. Acara ini baru dapat diselenggarakan, setelah tahun lalu ditiadakan karena masih dalam masa pandemi Covid-19. 

4. Mempunyai Akses yang Mudah

Sebagai salah satu tempat yang mempunyai daya tarik istimewa, Klenteng Eng An Kiong merupakan destinasi wisata yang jarang terlewatkan oleh wisatawan baik domestik maupun asing.

Stasiun Malang Kota Baru bagian depan - Jl. Panglima Sudirman, 1,2 km menuju Klenteng Eng An Kiong| Dok. Pribadi 
Stasiun Malang Kota Baru bagian depan - Jl. Panglima Sudirman, 1,2 km menuju Klenteng Eng An Kiong| Dok. Pribadi 

Keberadaannya di tengah kota menjadikan lokasinya tidak sulit ditemukan dan dijangkau, baik di kota itu sendiri maupun dari luar kota. Akses menuju lokasinya pun sangat mudah.

Stasiun Malang Kota Lama 900 m menuju Klenteng Eng An Kiong | Dok. Pribadi 
Stasiun Malang Kota Lama 900 m menuju Klenteng Eng An Kiong | Dok. Pribadi 

Sangat Dekat dengan Stasiun Kereta Api

Pada topik kali ini, penulis menyoroti bahwa Klenteng Eng An Kiong ini mempunyai jarak yang sangat dekat dengan Stasiun Kota Lama maupun Stasiun Kota Baru.

Tangkapan layar Google Map jarak tempuh dari Stasiun Kota Baru menuju Klenteng Eng An Kiong | Dok. Pribadi 
Tangkapan layar Google Map jarak tempuh dari Stasiun Kota Baru menuju Klenteng Eng An Kiong | Dok. Pribadi 

Klenteng ini sangat dekat dengan pemberhentian Stasiun Kota Lama karena masih terletak di jalan yang sama; Jalan Martadinata.

Tangkapan layar Google Map jarak tempuh dari Stasiun Kota Lama menuju Klenteng Eng An Kiong | Dok. Pribadi
Tangkapan layar Google Map jarak tempuh dari Stasiun Kota Lama menuju Klenteng Eng An Kiong | Dok. Pribadi

Untuk mencapai Klenteng Eng An Kiong dari Stasiun Kota Lama hanya diperlukan waktu 2 menit dengan mengendarai motor atau mobil karena jaraknya tidak sampai 1 km. Jika ingin menempuhnya dengan jalan kaki hanya memakan waktu kurang lebih 9-12 menit saja.

Sedangkan jika kita dari Stasiun Kota Baru, di jalan Panglima Sudirman hanya berjarak 1,2 km, dan hanya memerlukan waktu maksimal 3-4 menit saja dengan mengendarai motor atau mobil.

Jika berjalan kaki kita dapat menempuhnya selama kurang lebih 15-20 menit sambil menikmati pemandangan Kampung Tridi dan Kampung Warna-Warni dari sepanjang trotoar jembatan Kali Brantas.

Kampung Tridi dan Warna-Warni kita lewati ketika menuju Klenteng dari Stasiun Kota Baru | Dok. Pribadi 
Kampung Tridi dan Warna-Warni kita lewati ketika menuju Klenteng dari Stasiun Kota Baru | Dok. Pribadi 

Wah dekat sekali kan? dan tentunya pasti asyik dan seru kalau bisa mengikuti perayaan Imlek tahun ini.

Bagi teman-teman Kompasianer yang hendak ke Malang untuk menyaksikan rangkaian kegiatan perayaan Tahun Baru 2574 Kongzili atau Imlek di Klenteng Eng An Kiong ini, naik kereta api dapat menjadi pilihan utama karena jaraknya sangat dekat dengan lokasi.

Hayooo, jangan lewatkan perayaan tahun ini, bakal sangat meriah meski masih ada sedikit batasan pasca pandemi Covid-19. 

Selamat Tahun Baru Imlek 2574,
Gong Xi Fat Cai…
Wan Se Ru Yi, Sen Thi Cien Khang. (Yy)

Imlek Click 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun