Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orisinalitas Gedung Cor Jesu Malang sebagai Cagar Budaya

7 Januari 2023   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2023   14:46 3158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orisinalitas bangunan sekolah kuno yang masih terjaga dan dilestarikan menjadikannya sebagai aset kekayaan sejarah di Indonesia khususnya di kota Malang.

Gedung yang dibangun di kawasan Celaket berlokasi strategis dan berarsitektur kolonial ini sangat layak menjadi bangunan cagar budaya. 

Bangunan sekolah kuno yang didirikan oleh tiga orang biarawati Ursulin awal tahun 1900 ini dirancang oleh Westmaas dari Surabaya sesuai keinginan, konsep dan rencana Sr. Angele Flecken, seorang pemimpin muda biara Ursulin di komunitas Kepanjen, Surabaya pada waktu itu. 

Rencana dan konsep Sr. Angele Flecken ini disampaikan pada Monsigneur Staal, satu-satunya uskup Batavia (Vikaris Apostolik Batavia 1893-1897) di Indonesia ketika berkunjung ke Surabaya pada Juli 1895.

Setelah persiapan dimatangkan, bulan Oktober 1897, Sr. Angele, Sr. Xavier Smeets dan beberapa suster berangkat ke Malang dan menginap di kediaman keluarga Stucky. 

Bangunan ini mengandung kaidah keseimbangan simetris dan berorientasi religius. Hal ini terlihat dari jendelanya yang banyak dan terdapat gevel dengan hiasan berbentuk busur di sisi kanan kiri bangunan. 

Bentuk jendelanya mengerucut ke atas seperti busur ini menyimbolkan persembahan pada keagungan Tuhan seperti bentuk jendela pada gereja-gereja Gothic, gaya arsitektur yang muncul di Eropa pada abad pertengahan.

Gedung Kapel Cor Jesu 2022 | Dokumentasi pribadi
Gedung Kapel Cor Jesu 2022 | Dokumentasi pribadi

Penerapan dengan konsisten prinsip simetris terhadap sumbu, bangunan menggunakan konsep perulangan Golden Section menjadikan bangunan berkesan monumental. 

Bentuk atap dengan kemiringan yang senada menjadikan bangunan menjadi selaras dengan lingkungannya membuat irama tertentu, dengan memperhatikan sudut dan bahan atap.

Tampilan bangunan di sebagian wilayah pusat kota Malang yang dirancang oleh Herman Thomas Karsten (1884-1945)  mengetengahkan sebuah konsep bergaya Indo Eropa (Indo Europeeschhen Architectuur Stijl). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun