Pada tahun 2020 aku menghadiahi Ibu buku antologi kisah inspiratif bertema Ibuku Surgaku. Dalam buku itu aku menuliskan sedikit kisah dan puisi untuk Ibuku. Sebuah perjalanan hidup yang kurasa perlu kuabadikan, sebagai goresan sejarah yang tak lekang oleh ruang dan waktu sama halnya dengan kasih dan perjuangannya bagiku.Â
Hadiah tahun ini hanyalah tulisan ini yang akan terpahat seumur hidupku. Semoga Kompasiana mampu menjadi diary abadiku. Terima kasih untuk segala kesempatan yang boleh kuterima ini. Sebagai goresan sejarah sepanjang hayatku.Â
Aku hanya mampu bersyukur dapat bertahan hingga di titik ini. Sosok ibulah yang selalu menjadi inspirasi dan kekuatanku dalam melangkah menuju hari esok. Kami tetap berjuang bersama dengan segenap kemampuan kami masing-masing.Â
Aku pun hanya mampu berdoa agar ibu diberikan umur panjang dan selalu dalam kondisi sehat. Aku tak sanggup membalas segala pengabdiannya sebagai seorang ibu yang hebat bagiku dan nenek yang luar biasa bagi anak-anakku.Â
Ibuku adalah malaikat tanpa sayap yang Tuhan anugerahkan bagiku. Aku ingin menjadi seperti Ibu hingga kelak aku menutup mata.
Puisi untuk Ibuku
Ibuku Malaikatku
Dalam gerusan zaman yang kini asing bagimu,
engkau tetap kokoh berdiri laksana pahlawan tiada tanding, tiada banding
Tak kan mampu aku membalas, tak kan sanggup aku mengembalikan