Seperti momok, Panti Jompo terkadang masih mempunyai image sebagai tempat yang kurang layak bagi lansia. Selain pelayanan yang kurang baik, tempat yang kurang pantas juga biayanya mahal. Namun pada kenyataannya saat ini keberadaan panti jompo sudah mulai diterima oleh masyarakat setelah mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu.
Sebagian lansia memilih untuk tinggal di tempat ini hingga menutup usia dengan berbagai pertimbangan. Mereka tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang sibuk bekerja dan mereka merasa dapat berkumpul serta berinteraksi dengan sesama lansia yang lain.
Mereka juga dapat menyalurkan hobi dalam aktivitas mereka sehari-hari; memasak, merajut, menjahit, menulis, melukis dan masih banyak lagi. Dunia seperti ini merupakan suluh semangat dan proses sebuah cinta dalam konteks sebagai proses menuju ke tempat yang kekal.
Sama halnya sosok sastrawan almarhumah N.H. Dini yang memiliki nama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin lebih memilih tinggal di Panti Jompo karena ingin hidup mandiri dan tidak mau merepotkan keluarganya. Bahkan, almarhumah yang meninggal karena kecelakaan pada tahun 2018 lalu ini menjual seluruh harta yang dimilikinya dan memilih menghabiskan hidupnya di panti jompo.
Tak sedikit juga lansia yang lebih memilih tinggal bersama keluarga mereka. Mendampingi anak-anak yang sibuk dengan merawat dan menemani cucu-cucu mereka hingga akhir hayatnya. Ada sukacita tersendiri dapat melihat tumbuh kembang anak cucu dengan segala keterbatasan yang telah melekat dalam diri mereka.
Sebagai Pilihan Bebas
Kisah Ibu Trimah yang diserahkan pada panti jompo dengan diam-diam tanpa ada pembicaraan dan adanya kesepakatan ini merupakan sebuah keputusan sepihak.
Hal yang tentu sangat disayangkan, apapun alasannya hal ini membuat sang ibu sangat terpukul dan sedih apalagi dalam kondisi sakit dan tak berdaya.
Jauh di lubuk hatinya pasti ingin hidup dalam cinta anak-anaknya dalam segala keterbatasan yang ada padanya. Anak-anak yang dikandung, dilahirkan, dirawat dan dibesarkan dengan berjuta kisah perjuangannya.