Hal ini akan lebih mudah jika orangtua sudah membuka kesempatan itu sejak mereka belum mengenal dunia pacaran. Posisikan kita sebagai sahabat atau teman yang membuat anak selalu mencari kita untuk menceritakan pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak.Â
Dengan menjadi teman curhat, kita akan mampu masuk dengan mudah dan memantau perilaku anak kita dengan kekasihnya. Bahkan bisa jadi anak akan memperkenalkan kita dan membiarkan kita juga membuka hati pada kekasihnya. Hal ini penting bagi kita untuk lebih mengenal karakter dan pribadi kekasih anak kita.
Sebagai teman curhat, orangtua harus rendah hati dan bijaksana untuk setia menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi yang tidak menyakiti satu sama lain. Jika harus terjadi ada yang tersakiti hendaklah menjadi sakit yang menyadarkan dan menyembuhkan.
Saya merasa keempat point di atas sudah merupakan langkah preventif yang aman sebelum "bom waktu" anak mulai pacaran meledak. Kita harus menyiapkan dasar iman yang kokoh, menanamkan pada diri anak presepsi pacaran yang tepat, dengan sukacita membagikan pengalaman kita ketika berpacaran serta menyiapkan diri menjadi teman curhat seluas-luasnya.
Semoga bermanfaat dan membuat kita siap jika "bom waktu" itu meledak. Salam semangat! (Yy)