Mohon tunggu...
YWAM_JP NEWS
YWAM_JP NEWS Mohon Tunggu... Mahasiswa - YW Al Muhajirien Jakapermai

YWAM_JP NEWS adalah blog Bidang Sekretariat Yayasan Waqaf (YW) Al Muhajirien Jakapermai, yang mengelola Sekolah-sekolah Islam Al Azhar di wilayah Jakapermai, Kemang Pratama, Kota Bekasi, dan Grand Wisata, Kabupaten Bekasi. Blog ini berisi tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dikelola yayasan ini, serta tulisan lepas lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Dimensi Kesadaran: Menyadari Perbedaan?!

5 Agustus 2023   15:43 Diperbarui: 7 Oktober 2023   16:54 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Suasana Coffee Morning di Kantor YW Al Muhajirien Jakapermai)

Ketika kita memandang dunia ini, kita sering kali melihatnya dalam polaritas. Ada siang dan malam, pahit dan manis, sukses dan kegagalan. Segala sesuatu tampak dibagi menjadi dua, atau menjadi dualistik. Namun, di balik pemahaman dualistik ini, terdapat suatu kesadaran yang lebih dalam, yang menghubungkan segala sesuatu.

Kesadaran distingtif-dualistik adalah pemahaman bahwa keberadaan kita tidak hanya terpaku pada dua pilihan yang berlawanan. Ketika kita menyadari bahwa dunia ini lebih kompleks daripada yang terlihat pada pandangan pertama, kita mulai memahami bahwa segala sesuatu saling terhubung dan berada dalam kesatuan.

Dalam kesadaran distingtif-dualistik, kita tidak lagi mengidentifikasi diri kita sebagai entitas terpisah yang berdiri sendiri. Kita menyadari bahwa kita adalah bagian dari jaringan kehidupan yang luas, yang terkait dengan semua yang ada di sekitar kita. Tidak ada batas yang tegas antara diri kita dan dunia di sekitar kita. Kita adalah manifestasi dari energi yang sama, dari kesadaran yang sama.

Dalam dunia yang terlihat dualistik ini, kita sering merasa terjebak dalam pilihan-pilihan yang sulit. Kita merasa harus memilih antara benar atau salah, baik atau buruk. Namun, dalam kesadaran distingtif-dualistik, kita memahami bahwa ini hanyalah ilusi. Kita dapat mengintegrasikan berbagai aspek dalam kehidupan kita, menghargai kedua sisi dari sebuah koin. Kegembiraan dan kesedihan, kemenangan dan kegagalan, semuanya adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan kita.

Melalui kesadaran distingtif-dualistik, kita juga mulai menyadari pentingnya harmoni dan keseimbangan. Kita belajar mengintegrasikan sifat-sifat yang kita anggap bertentangan dalam diri kita sendiri. Kita tidak hanya mencari kebahagiaan atau kedamaian dalam satu aspek kehidupan, tetapi dalam semua aspeknya. Kita mengakui bahwa kehidupan ini tidak datang dengan garansi, tetapi dengan tantangan dan pelajaran yang beragam.

Kesadaran distingtif-dualistik juga membuka pintu untuk menerima keberagaman dan perbedaan dalam diri orang lain. Kita menyadari bahwa tidak ada satu jalan atau kebenaran tunggal dalam kehidupan ini. Setiap individu memiliki pengalaman, pandangan, dan keunikan sendiri. Ketika kita menghargai dan menerima perbedaan ini, kita belajar untuk hidup dalam harmoni dengan orang lain, membangun jembatan pemahaman dan kasih sayang.

Dalam perjalanan menuju kesadaran distingtif-dualistik, kita dapat merasakan kedamaian yang lebih mendalam dan kebijaksanaan yang lebih besar. Kita tidak lagi terperangkap dalam pikiran sempit dan pemikiran terbatas. Kita terhubung dengan energi yang lebih besar, dengan kehidupan yang lebih luas.

Jadi, mari kita terus melangkah maju dalam perjalanan kita menuju kesadaran distingtif-dualistik. Mari kita jelajahi kehidupan ini dengan mata yang terbuka, melihat kebaikan dalam semua hal, dan menyadari bahwa dunia ini jauh lebih indah ketika kita melihatnya melalui lensa kesadaran yang lebih dalam. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 5 Agustus 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun