Sebagai tempat wisata religius, Masjid Raya Sumbar juga terbuka bagi orang nonmuslim. Nasrul Abit-Indra Catri sudah membuat rencana itu, yakni dengan mendampingi wisatawan nonmuslim dengan pemandu.Â
Pemandu tersebut akan menujukkan adab berkunjung ke masjid bagi wisatawan nonmuslim, antara lain, melepaskan alas kaki, mengenakan busana yang sopan dan pantas. Khusus untuk pengunjung perempuan yang nonmuslim diminta mengenakan kerudung.
Kelima, Â menjadikan Masjdi Raya Sumbar sebagai institusi yang memfasilitasi kegiatan sosial, adat, dan budaya bernuansa islami. Di lingkungan Masjid Raya Sumbar ada gedung Lembaga Keratapan Adat Alam Minangkabau. Nasrul Abit-Indra Catri akan memanfaatkan gedung itu sebagai tempat kegiatan sosial, adat, dan budaya yang bersuasana islami.
Jika hal-hal tersebut sudah terwujudkan, Nasrul Abit-Indra Catri yakin bahwa mengunjungi Masjid Raya Sumbar nanti akan berbeda dengan mengunjungi masjid tersebut sebelumnya.Â
Paling tidak, nanti cita rasa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tercermin dari keberadaan sejumlah poin tersebut. Jika sudah begitu, Nasrul Abit-Indra Catri berharap Masjid Raya Sumbar makin ramai dikunjungi orang, baik untuk beribadah, belajar, maupun berwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H