Jadi, pengajian ini bersifat interaktif atau dua arah. Dengan begitu, peserta pengajian bisa bertanya langsung kepada ustad yang memimpin pengajian. Ustad yang memimpin pengajian ini nanti akan ditentukan kualifikasinya.Â
Dengan begitu, masjid menjadi tempat masyarakat berkeluh-kesah kepada ulama sehingga persoalan umat diselesaikan di masjid, bukan di warung kopi.
Nasrul Abit-Indra Catri memandang perlu adanya pengajian seperti itu di Masjid Raya Sumbar sebagai edukasi masalah keagamaan bagi pengunjung, khususnya bagi masyarakat Kota Padang yang punya banyak kesempatan untuk salat di sana.Â
Pengajian itu penting bukan hanya untuk menambah pengetahuan umat tentang Islam, tetapi juga untuk memakmurkan masjid dengan kegiatan yang bermanfaat. Hal itu sesuai dengan keberadaan imam besar tadi, yang salah satu tugasnya memakmurkan masjid.
Ketiga, menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat dan taman pengajian Alquran dan hadis. Pengajian dengan sistem halakah ini juga cita rasa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.Â
Nasrul Abit-Indra Catri berencana melakukan hal ini tidak hanya untuk memakmurkan masjid, tetapi juga untuk menjalankan fungsi masjid sebagai institusi pendidikan.Â
Dari pengajian Alquran dan hadis ini juga diharapkan lahir hafiz/hafizah dan anak-anak yang hapal banyak hadis. Karena itu, kegiatan itu juga bagian dari pendidikan karakter, khususnya karakter islami.
Keempat, menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat informasi Islam dan tempat wisata religius. Untuk menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat informasi Islam, Nasrul Abit-Indra Catri akan membuat perpustakaan yang berisi buku-buku dan kitab-kitab rujukan khazanah Islam. Tentu saja perpustakaan modern disertai dengan internet, yang dapat diakses secara gratis oleh pengunjung.
Karena Masjid Raya Sumbar berada di Sumbar, yang identik dengan Minangkabau, Nasrul Abit-Indra Catri akan membuat studio mini untuk memutar film sejarah Islam dan tokoh Islam Minangkabau.Â
Sumbar melahirkan banyak ulama berskala nasional, bahkan internasional. Salah satu ulama asal Sumbar yang terkenal ialah Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, yang menjadi imam di Masjidil Haram, Mekah.
Hal itu merupakan salah satu upaya menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai tempat wisata religius. Untuk menunjang Masjid Raya Sumbar sebagai tempat wisata religius, Nasrul Abit-Indra Catri akan memanfaatkan taman di sekitar masjid itu sebagai tempat berjualan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk berdagang produk yang berhubungan dengan Islam, seperti sajadah.