“Hari bumi”? dengan mulut terganga pak Usup kembali bertanya kepada saya. beliau kaget saat saya mengatakan selamat hari bumi. Tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Sambil berlalu saya melambaikan tangan ke pak Usup, karena buru-buru akan pergi bekerja.
Pak Usup tidak akan pernah tahu apa itu hari bumi. Rasanya latah juga kalau saya mengucapkan hari bumi kepada beliau. Umur sudah mencapai 60 an, tidak pernah mendapatkan pendidikan, tidak ada televisi di rumahnya dan beliau bekerja sebagai pemulung, tinggal sendiri di rumah reok warisan orang tua. Saya punya alasan tertentu kenapa saya mengucapkan hari bumi kepada beliau.
Peringatan hari bumi hanya diketahui oleh orang-orang tertentu dan kalangan tertentu saja. Berita tentang hari bumi kalah dengan peringatan hari kartini. Kalau hari KARTINI SEMUA lapisan masyarakat memperingatinya. Semua tingkatan pendidikan mulai dari TK sampai ke perguruan tinggi. Pemimpin-pemimpin perusahaan akan memberi hadiah kepada wanita-wanita yang dianggap sebagai pejuang keluarga.
Di Indonesia hari bumi belum terlalu dikenal oleh masyarakat, hal ini berbanding terbalik dengan hari lingkungan hidup yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Melihat latar belakang peringatan kedua hari lingkungan ini , didasari oleh hal yang hampir sama. Yaitu gerakan untuk melestarikan lingkungan.
Perbedaan mendasar antara dua peringatan hari bumi dan hari lingkungan hidup ini terletak dari sejarah pendiriannya. Dimana Hari Bumi di bentuk oleh masyarakat dan LSM secara besar-besaran. Sementara hari lingkungan hidup sedunia pertama kali dicetuskan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pembentukan hari lingkungan hidup pertama kali terjadi saat adanya seminar lingkungan hidup sedunia di Stockhlom, tahun 1972.
Dasar pembentukan hari lingkungan hidup sedunia adalah karena kondisi lingkungan hidup dari waktu kewaktu semakin parah. Terjadi pemborosan energi dimana-mana, terjadi kelangkaan air bersih, pencemaran tanah, air dan udara, pembakaranhutan dan lahan, dan sebagainya.
Di Indonesia kepedulian terhadap lingkungan hidup dimulai dengan diadakannya seminar lingkungan hidup yang pertama di Universitas Padjajaran sekitar tahun 1970. Hasil seminar tersebut dijadikan sebagai bahan untuk mengikuti konferensi Stockhlom. Sejak diadakannya seminar lingkungan hidup yang pertama di Indonesia, mulailah di kampus-kampus Negeri di Indoensia dibentuk Pusat kajian Lingkungan hidup. Sampai saat ini sudah banyak kampus-kampus yang sudah berwawasan lingkungan (eco Kampus).
Selama ini makna hari bumi hanya dipahami dan diaplikasikan oleh aktifis-aktifi peduli lingkungan. Sisi lain peringatan hari bumi dijadikan ajang sebagai pertemuan aktifis-aktifi peduli lingkungan. Kalau dliihat apa yang sudah mereka lakukan mempunyai kontribusi yang banyak. Salah satunya adalah mengkampanyekan tentang peduli lingkungan. Sejauh ini kampanye dianggap salah satu langkah efektif untuk menggerakan hati masyarakat untuk bisa merubah perilaku dari tidak peduli menjadi peduli.
Merubah perilaku dari tidak peduli menjadi peduli itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Jepang saja mengubah perilaku masyarakatnya untuk peduli lingkungan butuh sekitar 10 tahun. Itupun kampanye yang dilakukan bukan dari aktifis saja, namun yang melakukan kampanye adalah seluruh lapisan masyarakat. Sehingaa saat ini Jepang dikenal sebagai salah satu Negara yang terkenal dengan kebersihan dan dengan konsep 4 R nya.
Apakah ada hubungan pak Usup dengan hari bumi? Menurut pengamatan saya sehari-hari pak Usup adalah orang yang sangat peduli lingkungan. Namun saking edulinya pak Usup, beliau sering dianggap aneh di lingkungan.
Pak Usup bukanlah dair kalangan terdidik, pak Usup bukanlah seorang karyawan yang pergi dengan akian rapi, mengendari mobil mewah. Kendaraan yang digunakan pak Usup adalah sebuah sepeda usang. Sepeda tersebut dilengkapi dengan dua keranjang dari sisi kiri dan kanannya. Keranjang terbuat dari rotan yang sudah mulai berwarna coklat kehitaman.
Pak Usup tidak mengenal gerakan conta lingkungan yang dilakukan olehh para aktifis, seperti membuat sastra hijau, menanam pohon bersama secara ceremonial, festival cinta lingkungan hidup dan beliau juga tidak pernah hadir dalam konferensi atau seminar lingkungan hidup.
Pak Usup tidak mengenal tentang perubahan iklim dan pemanasan global, beliau juga tidak mengenal gas rumah kaca. Yang pak Usup tahu saat musim panas rumahnya kepanasan karena tidak ada AC dan tidak ada kipas angin. Dan saat hujan beliau kedinginan, karena tetesan hujan masuk melewati atap-atap rumah yang sudah usang.
Pak Usup tidak mengenal dengan kawasan pesisir yang sudah mulai hancur, dan beliau juga tidak tahu kondisi terumbu karang di negeri ini. Yang pak usup tahu setiap tahun beliau dengan warga Riau menikmati asap yang selalu muncul dimusim panas akibat hutan di bakar.
Pak Usup tidak mengenal istiah konservasi, baik itu konservasi tanah, konservasi sumberdaya hayati dan lain-lain. Pak Usup juga tidak akan pernah mengethui tema hari bumi tahun ini, tahun sebelumnya dan tidak akan peduli apa tema tahun depan.
Beberapa hal yang mendorong saya mengucapkan hari bumi kepada pak Usup di pagi tanggal 22 Aoril 2017 adalah:
1. Pak Usup menanami sekeliling rumahnya dengan pohon-pohan yang berakar tunggal seperti mangga, pohon cery, pohon sawo, matoa, jambu. Tidak terlupa pak Usup juga menanm beberapa pohon kelapa dibelakang rumahnya. Memang kondisi halaman pak Usup agak luas dibadingkan dengan rumah reyotnya. Kalau ditanya apa fungsi pohon-pohon tersebut ditanam. Pasti jawabnnya sederhana,” adem dan buahnya bisa dimakan”.
2. Tanpa disadari sikap pak Isup yang menanami pohon di sekeling rumahnya beliau sudah menerapkan prinsip peduli lingkungan. Pohon selain berfungsi sebagai pabriknya oksigen, buahnya bisa dikonsumsi, dan akarnya juga sebagai biopori yang berfungsi untuk mengkonservasi ketersedian air tanah.
3. Apalagi akar pohon kelapa yang sudah berumur tua, mempunyai fungsi sebagai biopori alami. Biopori alami ini akan menagkap air apabila hujan datang. Air hujan akan masuk ke tanha. Sehingga run off air hujan tidak menyebkan air banyak masuk ke selokan, kemduian mengalir ke sungai kecil, dan bermuara di sungai besar. Semakin banyak run of, akan berpotensi menyebakan banjir.
4. Tanpa pak Usup sadari beliau sudah menjadikan lahan tempat tinggal beliau sebagai daerah tangkapan air (catchmen area). Hal inilah yang membedakan pak Usup dengan tetanga-tetangga beliau , yang amna dnegan perekonomian mapan, membeton semua lahan tanah mereka.
5. Setiap hari pak Usup memasak makanan sendiri, pagi-pagi berbelanja di warung tetangganya. Beliau membeli sejumlah bahan mentah. Sesampainya di rumah pak Usup memasak. Hal yang membuat saya takjub pak Usup ternyata memiliki komposer (pembuat kompos) yang terbuat dari drum bekas. Sisa sayuran, sisa makana beliau busukan sendiri di drum bekas tersebut. Setelah saya bertanya menggunakan mikroba apa. Beliau menggeleng-gelengkan kepala. Beliau menjawab “biarkan membusuk, setelah mebusuk bisa dijadikan pupuk tanaman.
6. Pak usup tidak mengenal teori aau konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam teknologi pengolahan limbah. Pak Usu tidak tahu kalau beliau sudha menerapkan konsepRecyle. Beliau tidak mengenal bakteri aron dan bakteri anaerob. Yang beliau tahu samapah sisa makan dijadikan pupuk.
7. Pak Usup tidak mengenal konsep memilah-milah sampah. Namun secara praktik beliau setiap hari sudah menerapkannya. Dalam pekerjaan beliau sehari-hari beliau sudah memilah sampah kertas , sampah karton, sampah plastik, sampah kaleng dan sebagainya. Makanya keranjang di gerobaknya setiap hari penuh dengan karung-karung yang berisi sampah dengan jenis yang berbeda. Yang beliau tahu sampah ini bisa menghidupi dia. Halaman pak Usup sellau dijaga bersih, tidak ada sampah berserakan. Dan tidak ada pembakaran sampah di lingkungan rumah. Beliau tidak mengenal kalau membakar sampah akan menimbulkan gas rumah kaca.
8. Pak Usup setiap selesai berwhudu’ menampung air whudu’ beliau di ember. Suatu waktu saya mendapati air bekas whudu dijadikan untuk menyiram tanaman. Pak Usup sudah menggunakan kembali air yang seharusnya dibuang namun bisa dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan sehari-hari. Lima kali shalat wajib ditambah satu kali dhuha dan satu kali tahajut. Ember besar itu dalam satu hari penuh dan lumayan digunakan untuk menyiram tanaman.
9. Kalau saya bertandang ke rumahbeliau di malam hari, ruangan yang lampunya hidup hanya satu ruangan saja. Ruagan dimana beliau berada. Apakah arena biaya litrik mahal? Tentu itu alasan utama. Namun pak Usup tidak menyadari sikap beliau sudah mengimplementasikan salah satu gerakan hemat energi yang sudah dikampanyekan oleh aktifis.
10. Pak Usup dengan kehidupan sehari-hari di rumah telah membuat beberapa sebuah ekosistem yang begitu indah. Ekosistem yang sudah bisa menghidupi hewan dan tumbuhan lain. Burung-burung sudah bermukim , hidup dan berkehidupan di pohon-pohon yang ditanaminya. Seranga-serangga sudah membantu proses penyerbukan dimana-mana. Tanpa disadari beliau sudah menciptakan siklus ekositem yang sanagt baik di rumahnya. Dimana rantai makan berjalan dengan semestinya.
Rumah Pak Usup merupakan sebuah replika ekosistem yang sudah berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari kehancuran. Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik sudah terjalin secara timbal balik dengan sempurna. Proses konservasi Sumber Daya hayati, konservasi sumber daya non hayati sudah berlangsung dengans angt baik.
Pak Usup dengan kehidupan sederhananya tidak pernah hingar-bingar mengikuti kampanye lingkungan hidup. Bagi orang yang arif dengan lingkungan, akan menjadikan rumah pak usup sebagai pengetuk hati mereka untuk berubah.
Pak Usup yang hidup pas –pasan , pak usup yang sederhana, sudah melakukan hal yang luar biasa terhadap keselamatan lingkungan. Memperingati hari bumi, memperingati hari lingkungan hidup,harus dimulai dari hal-hal yang sederhana, dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Kalau bukan kita siapa lagi?
TIDAK SALAHKAN SAYA MENGUCAPAKN HARI BUMI KE PAK usuP?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI