Pak Usup tidak mengenal gerakan conta lingkungan yang dilakukan olehh para aktifis, seperti membuat sastra hijau, menanam pohon bersama secara ceremonial, festival cinta lingkungan hidup dan beliau juga tidak pernah hadir dalam konferensi atau seminar lingkungan hidup.
Pak Usup tidak mengenal tentang perubahan iklim dan pemanasan global, beliau juga tidak mengenal gas rumah kaca. Yang pak Usup tahu saat musim panas rumahnya kepanasan karena tidak ada AC dan tidak ada kipas angin. Dan saat hujan beliau kedinginan, karena tetesan hujan masuk melewati atap-atap rumah yang sudah usang.
Pak Usup tidak mengenal dengan kawasan pesisir yang sudah mulai hancur, dan beliau juga tidak tahu kondisi terumbu karang di negeri ini. Yang pak usup tahu setiap tahun beliau dengan warga Riau menikmati asap yang selalu muncul dimusim panas akibat hutan di bakar.
Pak Usup tidak mengenal istiah konservasi, baik itu konservasi tanah, konservasi sumberdaya hayati dan lain-lain. Pak Usup juga tidak akan pernah mengethui tema hari bumi tahun ini, tahun sebelumnya dan tidak akan peduli apa tema tahun depan.
Beberapa hal yang mendorong saya mengucapkan hari bumi kepada pak Usup di pagi tanggal 22 Aoril 2017 adalah:
1. Pak Usup menanami sekeliling rumahnya dengan pohon-pohan yang berakar tunggal seperti mangga, pohon cery, pohon sawo, matoa, jambu. Tidak terlupa pak Usup juga menanm beberapa pohon kelapa dibelakang rumahnya. Memang kondisi halaman pak Usup agak luas dibadingkan dengan rumah reyotnya. Kalau ditanya apa fungsi pohon-pohon tersebut ditanam. Pasti jawabnnya sederhana,” adem dan buahnya bisa dimakan”.
2. Tanpa disadari sikap pak Isup yang menanami pohon di sekeling rumahnya beliau sudah menerapkan prinsip peduli lingkungan. Pohon selain berfungsi sebagai pabriknya oksigen, buahnya bisa dikonsumsi, dan akarnya juga sebagai biopori yang berfungsi untuk mengkonservasi ketersedian air tanah.
3. Apalagi akar pohon kelapa yang sudah berumur tua, mempunyai fungsi sebagai biopori alami. Biopori alami ini akan menagkap air apabila hujan datang. Air hujan akan masuk ke tanha. Sehingga run off air hujan tidak menyebkan air banyak masuk ke selokan, kemduian mengalir ke sungai kecil, dan bermuara di sungai besar. Semakin banyak run of, akan berpotensi menyebakan banjir.
4. Tanpa pak Usup sadari beliau sudah menjadikan lahan tempat tinggal beliau sebagai daerah tangkapan air (catchmen area). Hal inilah yang membedakan pak Usup dengan tetanga-tetangga beliau , yang amna dnegan perekonomian mapan, membeton semua lahan tanah mereka.
5. Setiap hari pak Usup memasak makanan sendiri, pagi-pagi berbelanja di warung tetangganya. Beliau membeli sejumlah bahan mentah. Sesampainya di rumah pak Usup memasak. Hal yang membuat saya takjub pak Usup ternyata memiliki komposer (pembuat kompos) yang terbuat dari drum bekas. Sisa sayuran, sisa makana beliau busukan sendiri di drum bekas tersebut. Setelah saya bertanya menggunakan mikroba apa. Beliau menggeleng-gelengkan kepala. Beliau menjawab “biarkan membusuk, setelah mebusuk bisa dijadikan pupuk tanaman.
6. Pak usup tidak mengenal teori aau konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam teknologi pengolahan limbah. Pak Usu tidak tahu kalau beliau sudha menerapkan konsepRecyle. Beliau tidak mengenal bakteri aron dan bakteri anaerob. Yang beliau tahu samapah sisa makan dijadikan pupuk.