Mohon tunggu...
Yuyun Yulistiowati
Yuyun Yulistiowati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Merupakan guru non PNS di SDN 5 Sumberanyar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Galeri Diri WKG PPG dalam Jabatan 2023: Menyelusuri Keanekaragaman Bingki

28 Januari 2024   15:54 Diperbarui: 28 Januari 2024   15:57 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keanekaragaman seni di Indonesia telah meraih pengakuan internasional. Berbagai suku, tarian, pakaian, dan makanan yang ada membuktikan bahwa Indonesia memang negara yang kaya akan keberagaman. Keberagaman ini menjadi indikator sejauh mana masyarakat dapat hidup berdampingan dalam lingkungan sosial mereka.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi semangat yang dijunjung tinggi oleh semua warga Indonesia. Makna dari semboyan ini juga sangat relevan dengan realitas kehidupan masyarakat, yaitu perbedaan yang ada tetapi tetap bersatu. Dalam konteks penyelenggaraan Diklat WKG, kegiatan ini memberikan materi yang terkait dengan Kebhinekaan Global. Tujuan dari diklat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan membentuk sikap toleransi di kalangan para guru.

Sebagai seorang guru di SDN 5 Sumberanyar, saya telah melaksanakan program pelestarian budaya yang erat kaitannya dengan tema Kebhinekaan Global yang diusung oleh Diklat WKG. Salah satu kegiatan yang saya adakan adalah Pawai Budaya dalam rangka HUT NKRI, diikuti oleh siswa SDN 5 Sumberanyar beserta para guru. Harapannya, kegiatan ini dapat menanamkan sikap toleransi di antara siswa, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan budaya yang patut dibanggakan.

Pawai budaya yang diselenggarakan di SDN 5 SUMBERANYAR dimulai dengan persiapan yang sangat matang. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan SDN 5 SUMBERANYAR saja, melainkan juga melibatkan semua Sekolah Dasar di Kecamatan tersebut. Siswa-siswa yang dipilih untuk menjadi bagian dari pawai mengenakan berbagai kostum dengan tema Kebhinekaan. Kostum-kostum tersebut mencakup pakaian adat Jawa, pakaian adat Sumatera, representasi agama-agama di Indonesia, serta kostum lain yang relevan dengan tema yang telah ditetapkan. Tidak hanya siswa-siswa, panitia kegiatan pawai yang terdiri dari para guru juga turut memakai pakaian daerah, termasuk pakaian daerah Madura, untuk menambahkan nuansa keberagaman pada acara tersebut.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menanamkan rasa toleransi terhadap keberagaman budaya di Indonesia. Para siswa yang terlibat diajak untuk menyadari bahwa Indonesia kaya akan berbagai suku, agama, dan ras yang dapat hidup berdampingan jika dilandasi oleh sikap toleransi. Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai bentuk perayaan dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Antusiasme tidak hanya terlihat dari peserta pawai, melainkan juga dari warga sekitar yang dengan antusias menyaksikan penampilan siswa-siswi mengenakan pakaian adat dan menampilkan tarian adat selama pawai.

Dampak yang didapat dari kegiatan pawai budaya tersebut yaitu;

Dampak bagi Siswa dan Guru

Peningkatan Kesadaran Multikultural: Pawai budaya memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenal lebih dekat dan memahami keberagaman budaya di Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran  multikultural mereka.

Pengenalan Kostum dan Tradisi: Melalui penggunaan berbagai kostum daerah dan penampilan tradisional, siswa dapat belajar mengenai ragam pakaian adat dan tradisi yang ada di Indonesia. Ini membuka wawasan mereka terhadap kekayaan budaya bangsa.

Pengembangan Keterampilan Sosial: Berpartisipasi dalam pawai memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelas dan guru dalam konteks yang berbeda. Mereka dapat mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama dan komunikasi.

Peningkatan Rasa Kebanggaan: Menurut Syahrun dkk (2021) dalam jurnalnya, Mengenakan kostum daerah dan berpartisipasi dalam pawai budaya dapat meningkatkan rasa kebanggaan siswa terhadap identitas budaya mereka sendiri serta identitas bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Dampak bagi Masyarakat

Peningkatan Kesadaran Kebudayaan: Masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya di sekitar mereka. Pawai budaya menjadi sarana edukasi bagi warga untuk lebih mengenal kekayaan budaya yang ada di lingkungan mereka.

Fasilitasi Toleransi dan Penerimaan: Pawai budaya dapat menjadi medium untuk mempromosikan toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan. Warga yang menyaksikan pawai dapat melihat betapa harmonisnya perbedaan dalam keberagaman budaya.

Stimulasi Kebersamaan: Partisipasi warga dalam menyaksikan pawai budaya menciptakan momen kebersamaan. Mereka dapat merasakan atmosfer persatuan dan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat yang beragam.

Pemberdayaan Lokal: Pawai budaya dapat memberikan dampak positif pada perekonomian lokal, terutama jika melibatkan pelaku usaha kecil yang menyediakan kostum, makanan, dan produk-produk lokal.

Melalui pawai budaya, baik siswa maupun masyarakat dapat merasakan dampak positif yang berkelanjutan dalam memperkuat rasa persatuan, memajukan keberagaman budaya, dan membangun toleransi di masyarakat.

Kegiatan pawai budaya ini merupakan salah satu bentuk pengajaran di luar kelas yang mengusung tema keberagaman global. Guru dapat menghadirkan pengalaman langsung mengenai berbagai jenis pakaian, tarian adat, dan variasi lainnya dalam pembelajaran yang menarik. Ini sejalan dengan kegiatan Diklat WKG PPG Dalam Jabatan 2023 yang menekankan pada tema Kebhinekaan Global sebagai salah satu materi utama. Bhinneka Tunggal Ika menjadi esensial untuk dipelajari oleh siswa dan guru di Indonesia, mengingat bahwa hal ini merupakan dasar persatuan yang perlu ditanamkan.

Kita berharap bahwa setiap langkah di pawai ini dapat membawa dampak positif dalam membangun sikap saling menghargai dan menjaga keberagaman budaya. Mari terus jaga kekayaan warisan nenek moyang kita, agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang kuat dalam kebersamaan, keberagaman, dan toleransi.

Refrensi:

Syahrun, S., Hafsah, W. O. S., & Alim, A. (2021). Kajian Strategi Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Sosial Budaya Di Kota Kendari:(A Study Of The Social-Cultural Based Local Development Planning Strategy In Kendari City). Etnoreflika: Jurnal Sosial Dan Budaya, 10(1), 35-45.

Penulis : Yuyun Yulistiowati

Tanggal : 28 Januari 2023

Dilat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) PPG Dalam Jabatan 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun