keinginan Soekarno saat itu jelas. menghimpun kekuatan multi ideologi untuk melawan penjajahan.
sikapnya dalam menampung berbagai aliran adalah bentuk kebijaksanaan bersikapÂ
Bencana NASAKOM dan Kharismatis Yang tak Pudar
NASAKOM yang dibentuk Soekarno sebagai alat mengusir belanda faktanya  diterapkan ketika demokrasi terpimpin dimulai.Â
hal ini merubah fungsi NASAKOM dari kekuatan melawan penjajahan menjadi alat memelihara keseimbangan negara.
meletsetnya penerapan NASAKOM Â menjadi bencana baru. pasalnya, masing-masing ideologi (Islamisme dan Komunisme) ingin menjadi kekuatan politik terbesar dan merdeka atas ideologinya sendiri.
lebih jauh dari itu, perlawanan Islam terhadap PKI menjadi bukti bahwa NASAKOM tidak bisa menjadi kekuatan politik yang efektif.
saat-saat krisis internal 1948 (Pemberontakan PKI) Soekarno tetap menunjukan kearifan dan kharismatisnya. sebagai seorang Nasionalis.
Soekarno pada saat itu memberikan seruan pada pendukung MusoÂ
Pilih Republik dan Soekarno/Hatta, atau pilih Muso dan PKI
lewat seruan itu, rakyat menarik dukungannya dan segera ABRI dikerahkan untuk menggagalkan Pemberontakan Muso.
di lain kasus yang berkaitan dengan Nasionalisme nya,