Mohon tunggu...
Yuyun Ukhriana
Yuyun Ukhriana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Indonesia

lagi himpun bacaan jadi tulisan. ngambil insight yang relevan, pemaknaan atau kritik respon pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silsilah & Didikan Adolf Hitler: Sosok Muda yang Mencintai Peperangan dan Penuh Amarah

20 Oktober 2023   20:39 Diperbarui: 20 Oktober 2023   23:26 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pribadi 

Pengaruh bacaan yang kuat membuat Hitler kecil hingga remaja sering kali menjadi pemimpin kelompok kecil yang suka berdebat. Hitler tumbuh menjadi sosok pemarah dan bereaksi bermusuhan ketika ditegur atau dinasehati.

Obsesi pada peperangan muncul pertama kali saat hitler membaca, dan lebih kuat lagi ketika dia bersinggungan dengan buku-buku mengenai militer dan perang antara Jerman dan Perancis milik ayahnya.

Kebenaran Versi Sendiri 

Saat usianya 14 tahun, Adolf ditinggal mati oleh ayahnya. Hal ini membuat perubahan drastis pada dirinya. Nilai akademis Hitler yang sedari ayahnya masih hidup memang buruk, kini semakin buruk dengan perilaku tidak disiplin. Hitler banyak melakukan kenakalan dan sengaja membuat lelucon pada guru yang tidak disukainya.

Hitler memutuskan untuk berhenti sekolah pada usia 16 tahun dengan dalih kesehatan. Namun dia tetap melanjutkan hobi membacanya. Ditafsirkannya sendiri dengan sekehendaknya buku-buku itu dan ia tetap hidup dalam mimpi-mimpinya sampai menciptakan kebenaran versi dirinya.

Hitler muda hidup dengan bebas tanggung jawab pasca ayahnya meninggal, keputusan untuk berhenti sekolah teknik (pilihan ayahnya) adalah tanda bahwa dia meninggalkan hal-hal yang tidak disukainya dan mulai melakukan hal-hal yang membahagiakannya. 

Depresi Berkelanjutan 

Pada usia 17 tahun Hitler memutuskan untuk ikut seleksi sekolah seni, namun Hitler  gagal dan pada tahun selanjutnya juga gagal. Pada saat kegagalan menimpanya, Ibu Kandung Hitler, Klara meninggal karena penyakit kanker yang sudah parah.

Menurut sahabatnya, pasca Hitler menjadi Yatim Piatu ia memperlihatkan kepribadian yang tidak stabil amarahnya sering meledak-ledak saat pernyataannya dikoreksi. Hitler tumbuh menjadi sosok dengan banyak ide namun tidak pernah menyelesaikan apa yang dimulai.

Saat usia 20 tahunan Hitler hidup dalam kesengsaraan dan kemiskinan, yang ikut andil dalam pembentukan sikap otoriternya. Hitler menderita depresi, ciri kepribadiannya yang konsisten adala terjadi histeria kapan saja bila ada seseorang yang tidak disukainya. Hitler sering berkata kasar dan hanya sedikit ruang kasih sayang dalam dirinya. Iya sempat tinggal di rumah tuna wisma dan hidup dari hasil lukisannya. 

Ambisi Peperangan Yang Tak Pernah Padam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun