Mentari naik sepenggal, hatiku remuk redam
Cahaya pagi tak mampu menghapus duka mendalam
Guruku, bintang penuntun kini telah pergi
Meninggalkan kenangan indah yang takkan terganti
Di saat ilmu mulai ku raih, kau justru pergi
Meninggalkan langkahku sendiri dalam sepi
Nasihatmu masih terngiang di telinga
Namun kini hanya tinggal kenangan yang setia
Pahlawan tanpa tanda jasa, kini telah tiada
Meninggalkan jejak tinta di lembaran hidupku ada
Dengan sabar kau bimbing, dengan kasih kau sayang
Kini kau telah pergi, meninggalkan duka yang panjang
Mentari pagi bersaksi, saat kau menghembuskan nafas
Meninggalkan dunia, menuju keabadian yang pasti
Doa terbaik ku panjatkan, semoga kau tenang di sana
Guruku, engkau akan selalu hidup di dalam jiwa
Pagi itu mentari tersenyum, namun hatiku kelabu
Kau pergi, guruku, meninggalkan kenangan yang selalu
Seulas senyumanmu, kata-katamu yang bijak
Kini hanya tinggal bayangan, yang takkan pernah hilang
Saat kubersimpuh di balik hijab
Malam literasi ilmu-ilmu samawi
Saat fajar mulai menyingsing
Kuselami pesan-pesan dalam kalam ilahi
Gemercik rinai hujan berirama
Membasahi nisan dan pusara
Bagai curahan rahmat Ilahi
Menghias malam yang sepi
Alampun ikut berduka
Mengantar kepergianmu paduka
Butiran air mata yang terseka
Menemani bayang dalam duka
Perpisahan ini terlalu berat untuk ku terima
Namun takdir berkata lain, kau harus kembali
Terima kasih atas segala ilmu yang kau berikan
Semoga kau tenang di sisi-Nya, guruku yang mulia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H