Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepergian di Saat Mentari Menyapa

11 Januari 2025   21:17 Diperbarui: 11 Januari 2025   21:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari naik sepenggal, hatiku remuk redam

Cahaya pagi tak mampu menghapus duka mendalam

Guruku, bintang penuntun kini telah pergi

Meninggalkan kenangan indah yang takkan terganti

Di saat ilmu mulai ku raih, kau justru pergi

Meninggalkan langkahku sendiri dalam sepi

Nasihatmu masih terngiang di telinga

Namun kini hanya tinggal kenangan yang setia

Pahlawan tanpa tanda jasa, kini telah tiada

Meninggalkan jejak tinta di lembaran hidupku ada

Dengan sabar kau bimbing, dengan kasih kau sayang

Kini kau telah pergi, meninggalkan duka yang panjang

Mentari pagi bersaksi, saat kau menghembuskan nafas

Meninggalkan dunia, menuju keabadian yang pasti

Doa terbaik ku panjatkan, semoga kau tenang di sana

Guruku, engkau akan selalu hidup di dalam jiwa

Pagi itu mentari tersenyum, namun hatiku kelabu

Kau pergi, guruku, meninggalkan kenangan yang selalu

Seulas senyumanmu, kata-katamu yang bijak

Kini hanya tinggal bayangan, yang takkan pernah hilang

Saat kubersimpuh di balik hijab

Malam literasi ilmu-ilmu samawi

Saat fajar mulai menyingsing

Kuselami pesan-pesan dalam kalam ilahi

Gemercik rinai hujan berirama

Membasahi nisan dan pusara

Bagai curahan rahmat Ilahi

Menghias malam yang sepi

Alampun ikut berduka

Mengantar kepergianmu paduka

Butiran air mata yang terseka

Menemani bayang dalam duka

Perpisahan ini terlalu berat untuk ku terima

Namun takdir berkata lain, kau harus kembali

Terima kasih atas segala ilmu yang kau berikan

Semoga kau tenang di sisi-Nya, guruku yang mulia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun