Mengapa kita perlu belajar literasi digital?
Tentu saja setiap perbuatan tidak terlepas dari alasan dan  motif untuk melakukannya. Alasan utamanya yaitu : Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam mencari informasi online, menghindari penyebaran informasi palsu (hoax), melindungi diri dari ancaman cyber (keamanan online), meningkatkan kualitas pendidikan dan kesempatan kerja dan membuka peluang wirausaha dan inovasi.
Tantangan Masa Depan :
1. Menghadapi perubahan teknologi cepat.
2. Mengatasi ancaman keamanan cyber.
3. Menghindari penyebaran informasi palsu.
4. Mengembangkan keterampilan untuk industri 4.0.
5. Meningkatkan kualitas hidup digital.
 Bagaimana cara kita belajar literasi digital sehingga mampu memberikan kemampuan dan kesempatan?
Berikut cara belajar literasi digital untuk meningkatkan kemampuan dan kesempatan:
1. Belajar Mandiri : dengan mengikuti kursus online, membuka situs web pendidikan, buku literasi digital dan aplikasi pembelajaran.
2. Pelatihan dan Workshop : dengan mengikuti pelatihan literasi digital Kemenkominfo,workshop UNESCO, konferensi teknologi dan
 pelatihan di institusi pendidikan.
3. Komunitas dan Forum : dengan menjalin komunikasi di grup Facebook "Literasi Digital Indonesia", forum Komenkominfo, Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â komunitas teknologi dan diskusi online.
Sumber Daya Online
1. YouTube: channel teknologi dan pendidikan.
2. Podcast: "Literasi Digital" dan "Teknologi".
3. Blog teknologi.
4. Situs web berita teknologi.
Empat pilar CABE literasi digital merujuk pada kerangka yang dirancang oleh Ditjen Aptika Kominfo, Japelidi dan SIBERKREASI untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif dan produktif. Pilar-pilar ini adalah:
- Cakap Digital (Digital Skills):
Pilar ini mencakup kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan mengelola perangkat digital serta platform teknologi. Kecakapan digital melibatkan keterampilan dasar seperti mengoperasikan perangkat keras dan lunak, serta keterampilan lebih lanjut seperti coding, desain, atau analisis data. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas masyarakat untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi secara efektif di era digital. - Aman Digital (Digital Safety):
Pilar ini berkaitan dengan upaya melindungi diri dan informasi pribadi dari ancaman atau risiko yang mungkin muncul di dunia digital, seperti peretasan, penipuan, cyberbullying, dan eksploitasi data. Kesadaran dan pengetahuan tentang langkah-langkah keamanan digital, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan waspada terhadap ancaman siber, adalah bagian dari pilar ini. - Budaya Digital (Digital Culture):
Pilar ini berfokus pada pemahaman terhadap norma, nilai, dan budaya yang berkembang di ruang digital. Budaya digital mencakup literasi dalam berinteraksi di platform media sosial, mengenali dampak teknologi terhadap dinamika sosial, serta kemampuan untuk berpartisipasi aktif dan positif dalam masyarakat digital. Pengguna yang memiliki literasi budaya digital akan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tren dan memahami konteks sosial yang ada di dunia maya. - Etika Digital (Digital Ethics):
Pilar ini fokus pada aspek perilaku dan moral dalam menggunakan teknologi digital. Etika digital mencakup pemahaman tentang privasi, keamanan data, hak cipta, serta tanggung jawab sosial ketika berinteraksi di dunia digital. Hal ini penting agar masyarakat dapat menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, dengan menghormati hak orang lain dan menjaga etika komunikasi di ruang digital.
Setelah membaca prediksi dari kata pemantik dari pak Edmu Yulfizar Abdan Syakura, Gr., M.Pd., "nanti sebanyak 23 juta profesi akan hilang dan akan tergantikan dengan 10 juta profesi baru. Bahkan Literasi digital sangat mempengaruhi hal tersebut" maka secara global, literasi digital dapat membuka lapangan pekerjaan dan peluang karir baru. Berikut beberapa contoh:
Profesi Baru
1. Pengembang Aplikasi Mobile
2. Analisis Data Digital
3. Spesialis Keamanan Siber