Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inklusivitas Digital : Hak Asasi Manusia di Era Digital

24 Desember 2024   21:29 Diperbarui: 24 Desember 2024   22:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Pertemuan ke-9 GMLD

Pertemuan ke-9  GMLD kali ini dibersamai oleh bunda Dr. Mudafiyatun Isriyah, M.Pd. selalu narasumber dan bunda Helwiyah, S.Pd., M.M selaku moderator.

Tujuan Materi: 

1. Memahami konsep inklusivitas di era digital.

2. Mengetahui manfaat inklusivitas dalam dunia digital

 3. Mengenal strategi menciptakan lingkungan digital yang inklusif.

Pendahuluan

Dunia digital yang semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari membawa peluang besar untuk menghubungkan manusia dari berbagai latar belakang. Namun, di balik kemajuan teknologi, masih ada tantangan besar yang perlu diatasi, yaitu mewujudkan inklusivitas digital.

Apa itu Inklusivitas Digital?

Inklusivitas digital berarti memastikan bahwa semua orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, disabilitas, latar belakang sosial ekonomi, atau lokasi geografis, memiliki akses yang sama dan kesempatan yang setara untuk memanfaatkan teknologi digital. Ini mencakup akses fisik ke perangkat dan internet, kemampuan literasi digital, serta desain produk dan layanan digital yang mengakomodasi kebutuhan beragam pengguna tanpa diskriminasi.

Penjelasan dari bunda Dr. Mudafiyatun Isriyah, M.Pd. dasar-dasar inklusivitas meliputi :

1. Keberagaman (diversity) : Mengacu pada karakteristik manusia, seperti ras, etnis, gender, orientasi seksual, status sosial, usia, budaya, agama, kemampuan fisik dll. Menurut teori Diversity Management (Thomas dan Ely, 1986), keberagaman meningkatkan kinerja organisasi melalui kreatifitas, inovasi dan perspektif yang beragam.

2. Kesetaraan (Equity) : Berfokus pada setiap orang memberikan akses yang adil terhadap peluang dan sumber daya berdasarkan kebutuhan spesifik mereka. Pendekatan ini didukung oleh Equity Theory (Adams, 1963) yang menyoroti perlunya keseimbangan dalam memperlakukan individu.

Definisi Inklusivitas menurut para ahli :

1. UNESCO (2005) : Inklusivitas adalah pendekatan dalam semua aspek kehidupan yang memastikan tidak ada individu atau kelompok yang dikecualikan karena perbedaan apapun.

2. Tuner (1982) : Inklusivitas adalah proses sosial yang melibatkan individu dan kelompok dalam semua dimensi masyarakat secara sejajar terlepas dari perbedaan ras, gender atau kelas sosial.

3. Booth dan Ainscow (2002) : Inklusivitas adalah siklus yang terus-menerus menentang semua bentuk diskriminasi dan berusaha untuk meningkatkan partisipasi serta keberhasilan semua individu.

Ciri-ciri Inklusivitas : 

1. Menghormati perbedaan  tanpa memandang latar belakang seseorang.

2. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua individu.

3. Menghapuskan hambatan struktural, kultural dan sosial.

4. Memrioritaskan aksesibilitas di segala aspek terutama dalam pendidikan dan teknologi.

Dengan kata lain inklusivitas adalah paradigma modern untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kohesi sosial dan mendukung keadilan.

Mengapa Inklusivitas Digital Penting?

  • Kesetaraan: Setiap individu berhak atas akses yang sama terhadap informasi dan peluang yang ditawarkan oleh dunia digital.
  • Pertumbuhan Ekonomi: Inklusivitas digital dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dengan melibatkan lebih banyak orang dalam aktivitas ekonomi digital.
  • Inovasi: Keberagaman perspektif dan pengalaman pengguna dapat memicu inovasi yang lebih kreatif dan relevan.
  • Kualitas Hidup: Akses ke layanan digital seperti e-government, e-health, dan e-commerce dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Strategi Mewujudkan Inklusivitas Digital

1. Mengubah Pandangan dan Budaya :

  • Mendorong Kesadaran : Mendorong kesadaran tentang pentingnya inklusivitas dan dampak negatif dari diskriminasi dan eksklusi dalam pendidikan. Kampanye, seminar dan pelatihan dapat membantu mengubah mindset dan membangun budaya inklusif.
  • Membangun Komunitas Inklusif : Menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan mendukung bagi semua siswa, dengan menekankan rasa hormat, toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan. 
  • Membangun Kolaborasi : Membangun kolaborasi yang kuat antara guru, orang tua  dan siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

2. Menyesuaikan Kurikulum dan Metode Pembelajaran :

  • Kurikulum yang Fleksibel : Mendesain kurikulum yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu, dengan menyediakan berbagai pilihan pembelajaran dan metode yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar siswa.
  • Pembelajaran Diferensiasi : Menerapkan pembelajaran diferensiasi, yaitu strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. 
  • Pembelajaran Berbasis Proyek : Mengadopsi pembelajaran berbasis proyek yang mendorong kolaborasi, kreatifitas, dan pemecahan masalah, yang dapat mengakomodasi berbagai kemampuan dan minat siswa.
  • Akademisi: Melakukan penelitian untuk memahami tantangan dan peluang inklusivitas digital, mengembangkan solusi teknologi yang inklusif, dan memberikan pendidikan tentang inklusivitas digital.

3. MembangunKeterampilan Guru : 

  • Pelatihan Guru : Memberikan pelatihan kepada guru tentang strategi pembelajaran inklusif, metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dengan disabilitas dan cara membangun lingkungan kelas yang ramah dan mendukung semua siswa.
  • Pengembangan profesional : Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan profesionalisme mereka dalam bidang inklusifitas, seperti mengikuti seminar, workshop dan sertifikasi.
  • Dukungan Psikologis : Memberikan dukungan psikologis kepada guru untuk membantu mereka dalam menghadapi tantangan dalam mengajar siswa dengan kebutuhan khusus.
  • Dukungan psikologis : Memberikan dukungan psikologis kepada guru untuk membantu mereka dalam menghadapi tantangan dalam mengajar siswa dengan kebutuhan khusus.

4. Meningkatkan Aksesibilitas dan Fasilitas : 

  • Fasilitas Aksesibel : Membangun dan menyediakan fasilitas sekolah yang aksesibel bagi siswa dengan disabilitas, seperti toilet yang ramah disabilitas dan ruang belajar yang disesuaikan.
  • Teknologi aksesibel : Mengadopsi teknologi yang ramah akses bagi siswa dengan disabilitas, seperti software pembaca layar, keyboard alternatif dan platform pembelajaran online yang aksesibel.
  • Dukungan Teknis : Memberikan dukungan teknis bagi siswa dan guru yang membutuhkan bantuan dalam menggunakan teknologo aksesibel.

5. Peran Orang Tua dan Masyarakat : 

  • Komunikasi Terbuka : Membangun komunikasi yang terbuka dan kolaboratif antara sekolah, guru dan orang tua untuk memahami kebutuhan dan tantangan siswa.
  • Dukungan Orang Tua : Mendorong orang tua untuk aktif terlibat dalam proses pendidikan anak dan memberikan dukungan yang diperlukan.
  • Kesadaran Masyarakat : Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusivitas dalam pendidikan dan mendorong partisipasi mereka dalam mendukung program inklusif.

Tantangan Mewujudkan Inklusivitas Digital

  • Kesenjangan Digital: Akses yang tidak merata terhadap infrastruktur teknologi, terutama di daerah pedesaan dan masyarakat kurang mampu.
  • Literasi Digital: Kurangnya keterampilan digital di kalangan tertentu, terutama generasi tua dan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah.
  • Diskriminasi: Desain produk dan layanan digital yang tidak mengakomodasi kebutuhan pengguna dengan disabilitas atau latar belakang budaya yang berbeda.
  • Biaya: Biaya perangkat dan akses internet yang masih tinggi bagi sebagian masyarakat

Kesimpulan

Mewujudkan inklusivitas digital adalah tanggung jawab bersama. Dengan upaya yang berkelanjutan dari semua pihak, kita dapat menciptakan dunia digital yang lebih adil, setara, dan bermanfaat bagi semua orang.

Wassalam.

Salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun