Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jejak Digital : Pedang Bermata Dua, Mari Kelola dengan Baik!

23 Desember 2024   21:35 Diperbarui: 23 Desember 2024   21:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Pertemuan ke-2 GMLD

Pertemuan ke-2 pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) kali ini dibersamai oleh Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd  atau biasa disapa Bunda Kanjeng dan berperan sebagai moderator Bunda Aam Nurhasanah.

Pendahuluan 

Di era digital yang semakin maju, setiap aktivitas online kita meninggalkan jejak digital. Mulai dari postingan di media sosial, komentar di blog, hingga riwayat pencarian di mesin pencari, semuanya menjadi bagian dari identitas digital kita. Namun, jejak digital ini memiliki dua sisi yang berbeda: menjadi aset berharga atau ancaman yang membayangi.

Apakah Jejak Digital Itu?

Jejak digital adalah segala bentuk informasi atau data yang ditinggalkan seseorang saat beraktivitas di dunia maya. Sederhananya, ini adalah "jejak kaki" kita di internet. Setiap kali kita berselancar, berinteraksi, atau berbagi informasi online, kita meninggalkan jejak digital.

Jenis-jenis Jejak Digital :

1. Jejak digital aktif, yaitu informasi yang sengaja dibegikan pengguna seperti postingan media sosial, komentar dan profil online.

2. Jejak digital pasif, yaitu informasi yang dikumpulkan tanpa disadari pengguna seperti pelacakan cookie, lokasi geografi dan pola pencarian.

Jejak Digital sebagai Aset

Jejak digital yang dikelola dengan baik dapat menjadi aset yang sangat berharga. Berikut beberapa alasannya:

1. Jejak digital dapat menjadi representasi diri kita di dunia maya. Dengan mengelola konten yang positif dan relevan, kita dapat      membangun identitas digital yang kuat dan profesional.

2. Jejak digital yang aktif dapat membantu kita memperluas jaringan pertemanan dan profesional. Platform media sosial memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.

3. Banyak perusahaan saat ini menggunakan media sosial untuk mencari calon karyawan. Jejak digital yang positif dapat meningkatkan peluang kita untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

4. Bagi para freelancer, pengusaha, atau influencer, jejak digital adalah alat yang ampuh untuk membangun personal branding.

Jejak Digital sebagai Ancaman

Di sisi lain, jejak digital juga dapat menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa risiko yang mungkin timbul antara lain:

1. Reputasi Rusak: Postingan yang tidak bijaksana atau informasi pribadi yang bocor dapat merusak reputasi kita baik di dunia maya maupun dunia nyata.

2. Pencurian Identitas: Informasi pribadi yang terpapar secara online dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pencurian identitas.

3. Cyberbullying: Tindakan perundungan di dunia maya atau cyberbullying dapat menyebabkan stres, depresi, dan bahkan tindakan kekerasan.

4. Pelanggaran Privasi: Jejak digital yang terlalu terbuka dapat membuat kita rentan terhadap pelanggaran privasi.

Bagaimana Mengelola Jejak Digital dengan Baik?

Untuk memaksimalkan manfaat jejak digital dan meminimalkan risikonya, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

  • Sebelum membagikan sesuatu di dunia maya, pikirkan baik-baik apakah konten tersebut pantas untuk dipublikasikan dan apakah akan berdampak negatif pada diri sendiri atau orang lain.
  • Atur privasi akun media sosial Anda, hindari membagikan informasi pribadi yang sensitif, dan gunakan password yang kuat.
  • Jangan sembarang mengklik link yang mencurigakan, terutama jika berasal dari pengirim yang tidak dikenal.
  • Secara berkala, lakukan pencarian nama Kompasianer di mesin pencari untuk melihat apa saja yang muncul. Hapus atau perbarui konten yang sudah tidak relevan atau yang ingin disembunyikan.
  • Aktifkan fitur keamanan tambahan seperti autentikasi dua faktor untuk melindungi akun Kompasianer.

Langkah Preventif untuk Menghindari dari Pelanggaran Privasi di Dunia Maya :

1. Periksa pengaturan privasi : selalu tinjau dan sesuaikan pengaturan privasi di media sosial dan aplikasi lainnya.

2. Gunakan kata sandi yang kuat : buat kombinasi kata sandi yang kompleks dan unik untuk setiap akun.

3. Hapus akun yang sudah tidak terpakai : tutuplah akun yang sudah tidak lagi digunakan untuk mengurangi jejak digital.

4. Periksa jejak digital secara berkala: cari nama Anda di mesin pencari untuk melihat informasi apa yang muncul.

5. Gunakan mode penyamaran : gunakan mode penyamaran saat menjelajah untuk mengurangi pelacakan data.

6. Hati-hati dengan tautan dan lampiran: Jangan   sembarangan membuka tautan atau mengunduh lampiran dari pengirim yang tidak dikenal.

Resiko Jejak Digital :

Dampak jangka panjang dari jejak digital yang buruk dapat merusak kehidupan pribadi dan profesional kita. Menurut Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd., berikut adalah beberapa efek negatif yang dapat terjadi jika kita lalai mengelola jejak digital kita: 

 1. Kerusakan reputasi seperti konten negatif atau memalukan yang pernah diunggah dapat merusak citra diri di mata orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

2. Peluang yang hilang karena banyak perusahaan dan institusi sekarang memeriksa jejak digital calon karyawan atau mahasiswa, menemukan konten yang tidak pantas di jejak digitalmu hal ini dapat menghilangkan peluang berharga.

. Penipuan dan kejahatan saat kita lengah memberikan Informasi pribadi yang terpapar secara online dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan atau kejahatan lainnya.

4. Adanya cyberbullying karena Jejak digital yang buruk dapat membuat seseorang menjadi target cyberbullying, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

5. Kesulitan mencari pekerjaan. Mengapa? Karena banyak perusahaan yang  menggunakan media sosial untuk menyaring calon karyawan. Jejak digital yang negatif dapat membuat Anda sulit mendapatkan pekerjaan.

Beberapa contoh kasus pelanggaran privasi di dunia maya yang sering terjadi:

 1. Perusahaan sering menjadi target peretas yang ingin mencuri data pengguna seperti nama, alamat, nomor telepon, bahkan informasi finansial. Data ini kemudian bisa disalahgunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari penipuan hingga pencurian identitas.

2. Informasi yang kita bagikan di media sosial bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Misalnya, data lokasi bisa digunakan untuk melacak keberadaan kita, atau foto pribadi bisa digunakan untuk membuat konten palsu.

3. Ada banyak cara untuk mengintai aktivitas online seseorang, mulai dari memasang malware di perangkat hingga melacak jejak pencarian.

Kesimpulan

Jejak digital adalah cerminan diri kita di dunia maya. Dengan mengelola jejak digital dengan bijaksana, kita dapat mengubahnya menjadi aset yang berharga. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, jejak digital dapat menjadi ancaman yang membayangi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan dan privasi data pribadi kita di dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun