Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jejak Digital : Pedang Bermata Dua, Mari Kelola dengan Baik!

23 Desember 2024   21:35 Diperbarui: 23 Desember 2024   21:35 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Pertemuan ke-2 GMLD

2. Peluang yang hilang karena banyak perusahaan dan institusi sekarang memeriksa jejak digital calon karyawan atau mahasiswa, menemukan konten yang tidak pantas di jejak digitalmu hal ini dapat menghilangkan peluang berharga.

. Penipuan dan kejahatan saat kita lengah memberikan Informasi pribadi yang terpapar secara online dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan atau kejahatan lainnya.

4. Adanya cyberbullying karena Jejak digital yang buruk dapat membuat seseorang menjadi target cyberbullying, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

5. Kesulitan mencari pekerjaan. Mengapa? Karena banyak perusahaan yang  menggunakan media sosial untuk menyaring calon karyawan. Jejak digital yang negatif dapat membuat Anda sulit mendapatkan pekerjaan.

Beberapa contoh kasus pelanggaran privasi di dunia maya yang sering terjadi:

 1. Perusahaan sering menjadi target peretas yang ingin mencuri data pengguna seperti nama, alamat, nomor telepon, bahkan informasi finansial. Data ini kemudian bisa disalahgunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari penipuan hingga pencurian identitas.

2. Informasi yang kita bagikan di media sosial bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Misalnya, data lokasi bisa digunakan untuk melacak keberadaan kita, atau foto pribadi bisa digunakan untuk membuat konten palsu.

3. Ada banyak cara untuk mengintai aktivitas online seseorang, mulai dari memasang malware di perangkat hingga melacak jejak pencarian.

Kesimpulan

Jejak digital adalah cerminan diri kita di dunia maya. Dengan mengelola jejak digital dengan bijaksana, kita dapat mengubahnya menjadi aset yang berharga. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, jejak digital dapat menjadi ancaman yang membayangi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan dan privasi data pribadi kita di dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun