Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ikan Kaleng Gratis : Solusi Gizi atau Masalah Baru?

13 November 2024   19:35 Diperbarui: 14 November 2024   04:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pasti Kompasianer sudah mafhum bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) baru-baru ini mengusulkan penggunaan ikan kaleng, termasuk sarden, sebagai bahan makanan bergizi dalam program makan gratis. Usulan ini didasarkan pada kandungan protein tinggi yang terdapat dalam ikan kaleng. Selain protein, ikan kaleng juga mengandung berbagai nutrisi penting lainnya seperti vitamin D, vitamin B12, zat besi, dan omega-3. Nutrisi-nutrisi ini berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan terutama pencegahan gejala stunting pada anak-anak.

Kebijakan ini sebagai bagian dari program makan bergizi gratis telah memicu perdebatan hangat di kalangan masyarakat dan ahli gizi. Di satu sisi, langkah ini dianggap sebagai upaya inovatif untuk meningkatkan asupan protein dan nutrisi penting bagi masyarakat, terutama anak-anak. Namun, di sisi lain, terdapat kekhawatiran terkait kualitas gizi ikan kaleng, kandungan bahan pengawet, serta dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang. 

Potensi Manfaat Ikan Kaleng

  • Sumber protein berkualitas tinggi: Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada anak-anak.
  • Kaya akan omega-3: Asam lemak omega-3 memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan fungsi otak dan mengurangi risiko penyakit jantung.
  • Praktis dan tahan lama: Ikan kaleng mudah disimpan dan tidak memerlukan persiapan yang rumit, sehingga cocok untuk program makan di sekolah atau komunitas.

Kekhawatiran dan Tantangan

  •  Tidak semua ikan kaleng memiliki nilai gizi yang sama. Kandungan garam, lemak, dan bahan pengawet yang tinggi pada beberapa produk dapat mengurangi nilai gizinya.
  •  Konsumsi ikan kaleng dalam jangka panjang, terutama pada anak-anak, perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui potensi risiko terhadap kesehatan.
  • Tidak semua masyarakat menyukai atau terbiasa mengonsumsi ikan kaleng. Faktor sosial dan budaya juga perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program ini.

 Nutrisi yang Setara

 Baik ikan kaleng maupun ikan segar sama-sama kaya akan protein, yang merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel. Keduanya juga mengandung vitamin dan mineral penting seperti vitamin D, vitamin B12, zat besi, dan selenium.

Asam lemak omega-3, yang baik untuk kesehatan jantung dan otak, juga terdapat dalam jumlah yang cukup pada ikan kaleng dan ikan segar.

Perbedaan yang Perlu Diperhatikan

Meskipun memiliki kandungan nutrisi yang serupa, ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan:

  •  Ikan kaleng melalui proses pengolahan yang melibatkan pemanasan dan penambahan garam atau minyak. Proses ini dapat mempengaruhi kandungan nutrisi tertentu. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar nutrisi penting tetap terjaga.

  •  Jenis ikan yang dikalengkan dan ikan segar yang dikonsumsi juga bisa berbeda. Beberapa jenis ikan kaleng, seperti sarden, memiliki tulang yang lunak sehingga bisa dimakan bersama dan memberikan tambahan kalsium.
  • Ikan kaleng biasanya mengandung lebih banyak natrium dibandingkan ikan segar karena tambahan garam dalam proses pengolahan. Namun, hal ini bisa diatasi dengan memilih ikan kaleng rendah natrium atau membilasnya sebelum dikonsumsi.

Tips Memilih Ikan Kaleng:

  • Perhatikan kandungan natrium, jenis minyak yang digunakan (minyak zaitun lebih sehat), dan tanggal kadaluarsa.
  • Ikan kecil seperti sarden cenderung mengandung lebih sedikit merkuri dibandingkan ikan besar.
  • Konsumsi berbagai jenis ikan untuk mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap.

Kesimpulan

Program makan gratis ikan kaleng merupakan upaya yang patut diapresiasi untuk meningkatkan gizi masyarakat. Namun, perlu dilakukan evaluasi yang komprehensif terhadap kualitas produk ikan kaleng yang digunakan, serta dampaknya terhadap kesehatan dan preferensi masyarakat. Selain itu, penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Saran

  • Pemerintah perlu menetapkan standar kualitas yang ketat untuk ikan kaleng yang digunakan dalam program ini.
  •  Program makan gratis tidak hanya bergantung pada ikan kaleng, tetapi juga perlu menyediakan variasi menu makanan bergizi lainnya.
  • Masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan cara memilih makanan yang sehat.

 

Dalam laut bisa diselami,

Dalamnya hati tak bisa disunting,

Ikan laut nutrisi alami,

Minyak ikan diteliti pencegah stunting.

Salam literasi!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun