Mohon tunggu...
Yuyun Dwi Hermayanti
Yuyun Dwi Hermayanti Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi masak,kuliner,jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Huruf a - z Dengan Bermain Maze Huruf

4 Desember 2023   10:04 Diperbarui: 4 Desember 2023   10:29 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengatakan anak usia dini adalah anak-anak yang berusia antara 0 dan 6 tahun, baik yang dilayani maupun yang tidak dilayani di lembaga pendidikan anak usia dini. Masa usia dini (dari usia 0 hingga 6 tahun) dikenal sebagai masa keemasan (golden age), karena  stimulasi yang diperlukan  untuk setiap aspek perkembangan berikutnya. Selama masa awal kehidupan anak, pertumbuhan otak anak usia dini berada dalam masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dengan ditandai tumbuh sel-sel otak yang berkembang secara bertahap. Selain itu juga, pada masa ini kemampuan otak anak dapat berkembang sesuai dengan stimulasi yang diberikan oleh orang di sekitarnya . Hal ini juga tidak terlepas dari adanya perbedaan setiap anak yang  potensi, bakat dan minat yang dibawanya sejak lahir. Anak diusia tersebut juga memiliki aktivitas yang berjalan terus seolah tiada henti dan tidak mengenal kata lelah. Melalui berbagai macam aktivitas yang dilakukannya, anak usia dini belajar banyak hal tentang kehidupan di sekitarnya.

Di Indonesia istilah anak usia dini belum terlalu lama dikenalkan namun sudah mendapatkan perhatian besar dari Masyarakat .Hal ini bisa dilihat dari banyaknya Lembaga Pendidikan anak usia dini yang ada di kota atau desa .Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan menggali potensi anak sejak dini dengan menstimulasi perkembangan anak sesuai dengan perkembangan mereka. Stimulasi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya adalah pendidikan yang menekankan pada perkembangan anak, memfasilitasi perkembangan anak, atau mengembangkan semua aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi anak kesempatan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi mereka sepenuhnya. Selain  itu, lembaga PAUD juga menyediakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti aspek kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik. Hal ini sesuai dengan menurut Catron dan Allen (1999:23-26) bahwa terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini, yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi dan keterampilan motorik sangat penting dan harus dipertimbangkan sebagai fungsi interaksi. Aspek perkembangan tersebut dapat menjadi acuan dalam memberikan stimulasi pada anak usia dini sehingga perkembangan dan pertumbuhan anak dapat berjalan secara optimal.

Anak-anak usia dini biasanya memiliki karakteristik yang bersifat unik. Keunikan yang dimiliki anak adalah kemampuan mereka untuk memahami dunia sekitar mereka. Selain itu, anak-anak memiliki kualitas, seperti kemampuan untuk mencoba dan melakukan apa yang dilakukan orang dewasa. Anak-anak mulai meniru gerakan dasar dan sederhana orang dewasa dengan senang hati dan gembira.Anak usia dini belajar dengan cara yang berbeda atau memiliki caranya sendiri. Guru dan orang dewasa sering mengajari anak sesuai dengan pemikiran orang dewasa yang membuat anak sering tidak mengerti atau memahami apa yang diajarkan orang tua. Selain itu antara anak yang satu dengan yang lainnya juga ada sisi-sisi yang berbeda. Ditinjau dari sisi psikologis bermain misalnya ada anak yang senang bermain dengan menggunakan fisiknya dan ada juga yang hanya senang dengan permainannya dengan menggunakan otaknya saja.Selain itu aspek bahasa adalah salah satu perkembangan yang sangat pesat yang dialami anak. Bahasa ada pada semua aspek perkembangan yang lain dan dibutuhkan untuk mengembangkan semua aspek dalam perkembangan anak. Seperti untuk menjelaskan tentang sesuatu pada anak diperlukan perkembangan kemampuan berbahasa yang baik terkait kemampuan kognitifnya, perasaannya, kepercayaannya, dan lain sebagainya. Pengembangan bahasa untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak meliputi pengembangan kemampuan mendengarkan (menyimak), berbicara, ,menulis.dan membaca  Masing masing pengembangan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Hal ini menjelaskan bahwa seorang anak dapat berbicara ketika anak terlebih dahulu mendengarkan orang lain berbicara. Anak juga belajar untuk mengembangkan kemampuan bahasanya dengan menambah kata yang didapat dari  mendengarkan orang lain berbicara. Hal ini juga berlaku sama untuk kemampuan membaca maupun menulis. Kemampuan anak untuk membaca menulis ditandai dengan kemampuan anak untuk mengenal huruf terlebih dahulu. Anak yang sudah mengenal huruf terlebih dahulu memiliki kecenderungan lebih mudah untuk mengembangkan kemampuan membacanya dibandingkan dengan anak yang belum mengenal huruf sebelumnya. Proses pengenalan huruf sejalan dengan proses keterampilan dan kemampuan berbahasa secara fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati huruf-huruf yang membentuk tulisan secara visual. Dengan indera visual, anak mengenali, mencermati dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Dengan berkembangnya kemampuan membaca maka akan meningkatkan kemampuan berbahasa yang menurut Murdjito (Jakarta: Depdiknas. 2007) di tarndai berbagai kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.

2. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya, dan kata sambung.

3. Menunjukkan pengertian, dan pemahaman tentang sesuatu.

4. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana. 5. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.

Perkembangan kemampuan bahasa anak dapat ditingkatkan dengan peran serta orang di skitarnya seperti orang tua, guru, saudara, keluarga lainnya. Dikarenakan anak belajar bahasa dengan cara meniru maka diharapkan orang sekitar mengajak berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar .

Secara sederhana bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam hidup keseharian. Modelnya bisa dalam tulisan maupun lisan. Dalam menyampaikan maksud tujuan seseorang, kemampuan berbahasa sangat penting agar pesan atau maksud yang disampaikan bisa dipahami.

Pentingnya kemampuan berbahasa ini perlu dipupuk sejak usia dini. Dalam rentang usia tersebut anak mengalami tahapan atau tingkatan dalam menggunakan bahasa sebagai dasar berbicara nantinya. Seorang anak akan mengalami beberapa fase diantaranya menyimak, membaca, dan menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun