Memandangi lembah, tebing dan jurang dari ketinggian memang sangat menakjubkan. Hamparan kebun teh menyejukan pandangan mata dan udara segar merasuk ke dalam paru-paru, rasanya imun tubuh langsung meningkat. Sejenak lupa akan Corona yang tengah mewabah.
Setelah perjalanan yang cukup memacu adrenalin karena kondisi jalan yang penuh tantangan, akhirnya kami tiba di area parkir seadanya yang masih tanah, belum ada penataan, kiri kanan dan sebrang tempat parkir adalah perkampungan.Â
Kemudian menyebrangi jembatan bambu menuju loket penjualan tiket. Tiket masuk terbilang murah cukup membayar Rp 5000 per orang.Â
Curug Cikondang berada di tengah-tengah area perkebunan teh yang dikelola PTPTN VII Panyairan, tidak heran sepanjang perjalanan kira-kira satu kilometer menuju lokasi disuguhi pemandangan hijau hamparan kebun teh, dan area persawahan.Â
Pada saat ke sana, jalan menuju lokasi sedang ada perbaikan karena sedikit longsor di pematang sawah. Jalanan masih tanah, kalau kondisi hujan pasti licin. Kebetulan hari itu cuaca cerah, meskipun sedang musim hujan.Â
Selanjutnya meniti tangga demi tangga dengan jalanan menurun, di kanan jalan arah turun banyak kios yang waktu itu banyak yang tutup, kata yang jualan di situ kebanyakan kios bukanya hari minggu, karena hari minggu pengunjung ramai.Â
Kami ke sana hari Rabu, sengaja supaya di lokasi tidak terlalu banyak orang, dan bisa bebas menikmati indahnya curug. Akhirnya sampai juga ke curug.Â
Lelahnya perajalanan hilang seketika terhipnotis keindahan curug dan panorama alam sekitar yang mempesona, air terjun seolah-olah berwaran putih mengalir deras dengan debit air yang cukup tinggi karena waktu itu musim hujan.Â
Menurut informasi penjaga di sana kalau musim kemarau debit airnya berkurang. Konon ketinggian curug ini mencapai 50 meter dengan lebar sekitar 30 meter. Pokoknya jangan lewatkan view yang sangat indah buat foto-foto.Â
Kami pun gantian difoto dengan background curug, dan jangan khawatir kalau mau foto bareng-bareng ada fotografer sukarela, yaitu akang yang suka menjaga di sekitar mushola, kata dia sudah biasa dimintai tolong buat foto para pengunjung.Â