Mohon tunggu...
yuyun kholifah
yuyun kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - public health

jadikan harimu penuh makna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masuk Angin Sebuah Mitos Penyakit dari Berbagai Kalangan Masyarakat

27 April 2021   10:00 Diperbarui: 27 April 2021   10:58 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kajian ini merupakan upaya menemukan makna sebuah mitos penyakit masuk angin. Masuk angin cukup populer dan bahkan dianggap sebagai suatu penyakit. Masuk angin sering kali digunakan untuk menggambarkan masalah tidak enak badan, pegal-pegal, dan perut kembung. Banyak yang menganggap bahwa hal ini terjadi karena terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuh, terutama saat musim hujan ataupun telat makan. .Keluhan masuk angin paling sering muncul akibat menurunnya daya tahan tubuh, sehingga penderitanya rentan terinfeksi virus maupun bakteri. Meski umumnya masuk angin dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan, namun jika gejala dirasakan bertambah berat dan menetap.

Kata Kunci : Pengetahuan, Masuk Angin, Mitos Penyakit dan Kerokan

PENDAHULUAN

Hampir semua orang pernah mengalami sakit, umumnya seseorang akan mengalami rasa tidak enak badan. Dalam beberapa kasus seseorang sakit ada yang mengalami trauma. Oleh sebab itu manusia diharapkan untuk selalu tetap sehat dalam kondisi apapun agar terhindar dari penyakit.

Dalam masyarakat salah satu ketidaknyamanan tubuh seseorang sering disebut dengan masuk angin. Rasa tidak enak badan dipercayai terjadi akibat terlalu banyak angin yang masuk kedalam tubuh seseorang, sehingga tubuh menjadi dingin dan kemudian timbul rasa tidak enak badan, pegal-pegal, dan perut kembung (alodokter,2021). Masyarakat awam menggunakan istilah tidak enak badan untuk menggambarkan gejala masuk angin seperti perut kembung, pegal, linu, batuk, pilek, pusing, sakit kepala, sampai meriang. Saat seseorang merasakan kedinginan, demam, hidung berair, dan bersin-bersin, hal itu bisa jadi tanda flu atau pilek. Sedangkan saat orang merasakan mual, kembung, diare, nyeri perut, bisa jadi hal itu tanda gangguan lambung (https://health.kompas.com.).

Dalam Antropologi kesehatan dalam hal kebudayaan Menurut Goodenough, "kebudayaan adalah suatu sistim kognitif yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan dan norma atau nilai yang berada dalam pikiran anggota-anggota individu masyarakat". Sedangkan Antropologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, 

jiwa dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya.  Singkatnya, antropologi kesehatan sebagai suatu disiplin biobudaya menaruh perhatian pada aspek-aspek biologis, ekologis, dan sosiobudaya dari perilaku manusia, yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan dan penyakit.Sementara itu masyarakat memiliki pengetahuan dan kepercayaan sendiri mengenai asal usul penyembuhan suatu penyakit. Pengetahuan itulah yang sampai sekarang masih dipercayai oleh kalangan masyarakat.

PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran disebut posteriori, atau melalui introspeksi diebut priori. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Pengetahuan juga diartikan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal (onlinelearning.binus.ac.id). Pengetahuan juga dapat didefinisikan penggabungan data dan informasi. Data adalah fakta mentah, sedangkan informasi adalah data yang dilihat berdasarkan sudut pandang tertentu. Menurut Turban terdapat hubungan antara data, informasi dan pengetahuan (Efraim Turban, Aronson, & Liang, 2004)

MASUK ANGIN

            Penyakit masuk angin telah diyakini oleh banyak orang Indonesia sebagai penyakit sungguhan. Namun hingga kini, belum ada bukti medis yang cukup mendukung klaim ini. Sehingga dalam dunia medis, masuk ingin ini hanya dianggap sebagai mitos belaka. Dalam dunia medis yang dikenal hanyalah malaise, yaitu ketika tubuh dalam kondisi tidak fit yang menyebabkan rasa tidak enak badan seperti perut kembung, pegal-pegal, pusing, pilek, mual, dan kedinginan. Sementara, konsep masuk angin hanyalah konsep yang dikenal oleh orang Indonesia (halodoc.com). Dalam hal masuk angin kerokan merupakan penyembuhan paling populer dikalangan masyarakat "Kerokan dalam bahasa china (Hanzi: ; Pinyin: gu sh) adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin dengan metode menggaruk sambil menekan bagian permukaan kulit menggunakan minyak, dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit. Selain benda tumpul tadi, pengobatan kerokan ini juga menggunakan cairan licin seperti balsem, minyak telon, minyak zaitun, minyak kelapa, atau losion. Cairan licin ini digunakan agar tidak terjadi iritasi pada kulit yang dikerok. Tindakan ini akan "mengeluarkaan angin" dari dalam tubuh dengan menghangatkan permukaan kulit sehingga peredaran darah meningkat dan menjadi lancar (wikipedia.org).

  • Penyebab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun