Mohon tunggu...
Yuvenalis Peka
Yuvenalis Peka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membaca dan Menulis. Saya yakin dengan membaca maka saya dapat menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Potret Senja Kala Itu

25 Oktober 2023   23:27 Diperbarui: 25 Oktober 2023   23:37 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja kala itu, senja pada Juli sepotong. Senja yang begitu indah bergeleyut di puncak langit. Senja dimana aku dan Sandra sepakat untuk memilih kata pisah hubungan kami lantaran perbedaan yang terlalu kuat membaja di hati orang tuanya hingga cinta kami pun takluk. Aku sedih. Begitu pun dengan Sandra ia sangat terpukul. Sejak saat itu aku tidak bertemu lagi dengan Sandra.

Hari pun berlalu begitu cepat tak terasa enam bulan pun telah aku lewati. Selama ini aku telah berusaha untuk melupakan nama Sandra, wajah Sandra dan semua kisah serta cerita bersama Sandra yang pernah kami alami, hingga suatu senja aku duduk tersipu di depan teras rumah sambil menikmati indahnya senja dan ditemani oleh secangkir kopi dan sebatang rokok bersama dengan teman-teman kompleks sambil kumainkan gitar. Setiap lirik lagu pun kami selami sambil mendengarkan suara petikan gitar yang kumainkan tak lama kemudian aku mulai mengingatkan pesan terakhir Sandra senja waktu itu.

" Dengan berdoa aku dapat membuktikan

    bahwa betapa aku sangat mencintaimu dan

yakinlah cinta kita tak dapat dipisahlan " 

Dalam lantunan bunyi gitar seakan membawa aku pada cerita lama yang perna kulupakan. Tapi irama gitar itu seakan membawa kembali semua kenangan. Hingga muncul rasa ingin bertamu dan mengulang kembali hari-hari bersama Sandra. Lirik demi lirik kami lewati hingga pada penghujung lirik lagu itu aku pun tersadar dari lamunanku. Ternyata semua itu hanyalah lamunanku yang tidak mungkin terulang lagi. Karena aku sadar bahwa Sandra pastinya sudah melupakan aku. Seperti aku yang telah melupakannya dan lebih memilih untuk mencari penggantinya.

&&&&&

Di pengujung bulan Juni bersaman dengan numpuk pekerjaan kantor yang harus diselesai sebelum aku mengambil cuti. Numpuknya pekerjaan kantor mengharuskan aku pulang tidak seperti bisanya. tak terasa jam sudah menuju pukul 16:30 dan aku pun menyelesaikan pekrjaan kantor. dalam perjalanan pulang aku sempatkan diri untuk menikmati senja di pantai tidak jahu dari kantorku hanya berjarak 1 km. sesampainya di  pantai yang menyimpan bagitu banyak kenangan. 

Di ujung barat sana matahari terbenam dan cahaya keemasan yang sangat menggugah mata. Seperti senja di setiap pantai, pasir yang basah, siluet batu karang, burung-burung yang berterbangan dan perahu-perahu lewat di kejauhan.

Semua kenangan kembali mengganggu pikiranku hingga membawa aku pada semua pertemuan bersama Sandra sosok yang tak pernah aku lupakan. Tetapi senja kali ini berbeda tanpa sosok Sandra. Apakah aku harus mengirimkan sepotong senja untuknya? Dengan seluet batu karang, bias cahaya cemerlang, dan batu yang berwarna warni. mungkinkah senja ini bagus untuknya.

 " Tempat ini bagus sekali." Sapa seorang dari belakang dengan suara yang tidak asing ditelingaku. Tak lama kemudian seruan kembali lagi menghampiri telinga ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun