Mohon tunggu...
yustiana yayuk
yustiana yayuk Mohon Tunggu... Administrasi - IRT

emak bekerja yang tak ingin ketinggalan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Bali dan Jakarta Tiap Pekan, Serasa Nyoya Rumah

2 Maret 2018   12:39 Diperbarui: 2 Maret 2018   12:57 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah izin ada keperluan sebentar,  berhitung dengan waktu, cuz bandara menjemput perekat silaturahim dengan rencana manis.  

Sekilas kulihat ada miss call di HP, tapi kutelepon balik tidak diangkat. 

Mungkin mbakku sudah landing dan menanyakan posisiku, jadi kukirim pesan untuk menunggu di pintu kedatangan, aku sudah dekat. 

 Tiba di tkp, sejauh mata memandang tak kutemukan wajah yang kubayangkan.  Sejenak kemudian telepon berdering, 

"dek.., ternyata aku wis dijemput temen juga.., iki arep diajak neng GWK, sepurane yoo.., mugo2 lain waktu ketemu lagi."  

Oh, aku kalah cepat... sambil ngakak dalam hati.   

Baiklah..  mari pak sopir temeni saya sarapan saja..  jarang-jarang sarapan di sekitar bandara. 

Untung tadi belum beli pai susu, kain endek khas Bali ini gak akan basi, masih bisa disimpan untuk siapa nanti pengunjung berikutnya yang beruntung.

Ini belum termasuk yang ngabari kalau anaknya mau study tour ke Bali. Hanya ngabari tanggal berangkat dan pulang, sambil memberikan nomor HP anaknya. Satu permintaannya tolong temui dan poto bersama,  bukti sudah ketemu.., tuiiing. 

Lain lagi bila yang datang ke Bali teman laki-laki. Kalau yang ini aturannya jelas (sesuai amanah suami),  tak perlu  ditemui secara khusus, standarnya say hello,  selamat datang di Bali  dan tanya apa yang bisa dibantu. 

Tenang, saya gak sakit hati, mengalir saja, menikmatinya sebagai salah satu seni mukim di Bali dan sungguh lega bisa melewatinya tanpa emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun