Mohon tunggu...
yustiana yayuk
yustiana yayuk Mohon Tunggu... Administrasi - IRT

emak bekerja yang tak ingin ketinggalan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Serba-serbi, Antara Bali dan Jakarta Tiap Pekan

2 Maret 2018   11:27 Diperbarui: 4 Maret 2018   05:37 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seremnya X-Ray

Ini tentang pernak-pernik  perjalanan antara Bali dan Jakarta  yang jika dibuang sayang, diabadikan pun tak terlalu wow manfaatnya. Hanya menuangkan rasa hati, menjalani nasehat pak guru Cahyadi  Takariawan 'tetaplah menulis semudah engkau bernafas'.    

Di bandara I Gusti Ngurah Rai  (tiap Jumat sore)

(1)

Berjajar menuju antrian X-Ray, sudah siap lepas semua asesoris, jam, HP, ikat pinggang dan gembolan plastik belanjaan. Wisatawan domestik       biasanya menenteng dus Krisna atau Pai Susu Enak/Dhian, Pia Legong dan oleh-oleh khas Bali lainnya. 

 Ternyata gembolan plastikku  menarik perhatian petugas, duh siap-siap harus merapikan kemasan lagi nih..

"Apa isinya bu"  tanya petugas sambil meraba-raba gembolan itu.

 "Biasaa pak..  biar sampe rumah bisa langsung masak" jawabku nyantai.

Pas dibuka , petugasnya melongo melihat  isi gembolan plastikku :  kluwih 3 butir, pete kupas, seplastik bawang merah dan putih kupas, cabe kriting, lamtoro kupas pun ada.

Rencananya besok mau bikin botok manding.   He he.. 

Yang antri di belakangku pun ikut tertawa.

 "Ibu itu kan yang kemaren bawa steik ikan sama sate lilit" (dan menarik perhatian petugas juga), kata petugas perempuan satunya,  rupanya mbak petugas mengingat wajahku.

(2)

Bagi anda penggemar duren, cobalah datang ke Bali pada musim duren. Percayalah duren Sudaji, Kane dan  Bestala dari Singaraja akan membuat anda ketagihan. Uenaak, legit, manis, tebal dagingnya, tipis bijinya, dan harganya sangat murah.  Cukup dengan 100-150 ribu rupiah anda bisa memenuhi kotak tuperware besar dan siap kemas bawa pulang.  

Entahlah aku gak bisa untuk tidak berbagi nikmatnya duren Bali ini dengan anak-anak, jadi harus bungkus bawa terbang.  Nah kotak tuperware penuh duren ini lah yang harus aku perjuangkan untuk lolos x-ray. Tentu saja setelah dikemas sedemikian rupa dengan taburan bubuk kopi untuk menyamarkan aromanya. Sensasi tersendiri bila bisa lolos tanpa harus memenuhi permintaan petugas untuk "mengoyak" kemasannya.  (Contoh gak baik yaa.., jangan ditiru.. )

Apes-apes nya kalau menarik perhatian petugas lagi ya harus direlakan via bagasi. Oh durenku, kecil mungil nyempil  diantara himpitan ratusan koper-koper penumpang lain, semoga gak pecah atau nyelip. Hiks.

**

Di bandara Soekarno Hatta (tiap Minggu malam)

Setelah lolos x-ray

"Ibu maaf tolong dibuka tasnya.."  mbak petugas langsung memegang ranselku.

"Kenapa mbak..  ada yang aneh kah? " tanyaku

"Pemeriksaan random saja bu, saya catat ya bording passnya.."

"Mau ke Bali kok ranselnya kosong bu, gak bawa apa-apa..?"

Kepo aja nih mbak, ransel saya kosong supaya Jumat depan bisa diisi belanjaan lagi. He he

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun