KABUPATEN MOJOKERTO. SMAN 1 Gondang betul-betul menggeber prestasi. Eksistensi dan kredibilitasnya terbangun bak loncatan waktu. Faktanya, tak hanya peserta didik saja yang berturut-turut mendulang prestasi akhir-akhir ini. Bahkan alumninya yang dikampus pun mampu menorehkan prestasi membanggakan.
Meutiya Nur Rahma adalah alumni SMAN 1 Gondang tahun 2023 lalu. Putri sulung dari pasangan Ludfi Adi Pranata (47) dan Fitri Astutie (42) itu, patut diapresiasi atas raihan prestasinya. Setelah mengikuti berbagai tahapan tes tulis, tes minat bakat, dan tes interview, dirinya mampu masuk Top Lima Besar Duta Hukum Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Perjuangan aktifis Paskibra dan pengurus OSIS SMAN 1 Gondang ini pun akhirnya menuai prestasi. Tiya, sapaan karibnya, dinobatkan sebagai Duta Hukum Favorit UTM Tahun 2024. Tentunya raihan prestasi prestise itu lebih dari ekspektasinya. Sebab, pesaingnya juga para mahasiswa yang cerdas dan sama-sama penuh optimistis.
"Motivasi saya ikutan seleksi Duta Hukum ini agar kelak saya bisa bermanfaat dalam kehidupan dikampus maupun ketika bermasyarakat. Semua itu tentu akan saya perjuangan dengan tetap bersimpuh pada doa restu kedua orangtua saya," ungkap Tiya yang juga pernah menjadi Duta Pancasila Purna Paskibra Kabupaten Mojokerto tahun 2023 itu.
Mahasiswa S1 Ilmu Hukum UTM yang lolos lewat jalur SNBP 2023 itu, juga mengakui bila saat SMA dirinya diarahkan kedua orangtuanya untuk aktif dalam berbagai kegiatan. Hanya saja saat itu dirinya sangat pas dengan aktifitas Pasukan Pengibar Bendera dan OSIS. Hingga akhirnya, dirinya juga pernah menjadi salah satu personil dalam Pasukan Pengibar Bendera saat Upacara HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia Tingkat Kabupaten Mojokerto.
"Nilai akademik saya sewaktu SMA, biasa-biasa saja. Namun aktifitas saya di organisasi itulah yang melecut saya hingga saat ini. Banyak manfaat ketika kita serius menjalani aktifitas di ekstrakurikuler maupun organisasi," ujar Tiya, kakak dari Kayyesa Azqa Sabilla (14) dan Muhammad Rakhaa Ahurayazda (9) itu sembari bersyukur.
Sekedar diketahui, Tiya berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Ludfi Adi Pranata, hanya pekerja serabutan dengan modal kemampuan fotografi. Sedangnya Ibunya, Fitri Astutie, merupakan seorang pegawai tidak tetap sebagai administrasi di SMAN 1 Gondang. Meski demikian, Tiya mengaku tidak malu dan justru menjadi pendorong bagi dirinya untuk selalu berprestasi.
"Dosa besar kalau kita malu dengan kondisi orangtua kita. Justru kita harus bersyukur bisa terlahir dari orangtua yang menyayangi kita. Impian saya hanya satu, memberikan yang terbaik untuk kedua orangtua saya dan adik-adik saya. Lewat prestasi ini, semoga mampu membuat kedua orangtua saya tersenyum dan kian panjang umur," ucap Tiya sembari matanya berkaca-kaca.
Keluarga kecil dan sederhana yang tinggal di kawasan Jalan Diponegoro, Desa Dinoyo, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto itu pun patut diteladani. Pola pendidikan anak yang berlandaskan agama dan nasionalis, menjadi modal dasar memberikan edukasi pada anak-anak yang kelak membanggakan. Hal itu pun diakui dan dirasakan Tiya sebagai anak sulung.
"Saya sangat bersyukur atas didikan kedua orangtua saya. Termasuk juga bapak ibu guru saya di SMAN 1 Gondang. Buat adik-adik disekolah, teruslah berprestasi meski dengan segenap keterbatasan. Hal terpenting, tetap berdoa, belajar, berusaha, dan kerja keras agar kalian mampu menunjukkan potensi diri pada khalayak," ujar gadis kelahiran 4 Mei 2005 itu penuh semangat.
Sementara itu, ketika kabar prestasi itu dilaporkan pada Plt. Kepala SMAN 1 Gondang, Bapak Sutoyo, S.Pd., M.Pd., langsung disambut dengan ucapan syukur yang mendalam. Bagaimana tidak, dalam sebulan ini prestasi sekolah yang baru dipimpinnya sekitar 2,5 bulan itu, nyatanya mampu mengoleksi banyak prestasi. Tak hanya peserta didik disekolah saja, tetapi juga pada para alumninya.
"Prestasi ini terbilang istimewa. Setidaknya akan mampu mendorong eksistensi dan kredibilitas sekolah. Bayangkan, bila alumninya saja bisa berprestasi di kampus negeri, maka adik-adiknya disekolah harus belajar banyak akan berbagai hal. Tak hanya mengejar nilai akademik semata, tetapi juga harus membekali diri dengan keterampilan hidup lainnya," ujar Pak Sutoyo penuh rasa syukur.
Ditegaskan Pak Sutoyo, bila didalam sekolah semua pihak harus mampu mengidenifikasi potensi peserta didiknya. Tujuannya tak lain adalah sebagai bahan untuk mengarahkan peserta didik pada minat dan bakatnya agar lebih maksimal. Seperti prestasi yang diraih Tiya, akan menjadi pendorong peluang lolosnya peserta didik SMAN 1 Gondang di UTM nantinya.
"Saya berharap adanya perubahan mindset secara ekstrim. Sehingga pola pendidikan disekolah akan lebih baik untuk melayani peserta didik. Termasuk diantaranya adalah keberadaan ikatan alumni. Sehingga aka nada gayung bersambut antara alumni dengan adik-adiknya disekolah. Hal itu pasti bermanfaat bagi semua pihak," ucap Pak Sutoyo menegaskan.*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H