Ada pola pikir yang harus diubah secara faktual, guru yang mengantongi sertifikat profesi belum tentu professional. Mengingat sertifikat itu hanya sekali didapat tetapi tidak ada evaluasi faktual secara periodik. Bandingkan dengan sertifikasi kompetensi profesi lainnya yang maksimal dalam 3 tahun harus melakukan uji ulang atas kompetensi yang dimilikinya. Sedangkan sosok guru yang prestatif pasti mampu menjadi guru yang professional meski tanpa mengantongi sertifikat yang hanya bernafaskan materiil finansial.
RASIONAL
Guru itu pasti berpikir! Apalagi mereka adalah para sarjana yang lulus dari kampus. Masalahnya, berpikirnya itu sejauh mana, setajam apa, dan sekritis apa. Lalu lebih dalam lagi, berpikirnya itu untuk kepentingan siapa dan demi apa. Semua akan terlihat spesifik ketika kita bisa melakukan perbandingan kepribadian antar guru dalam satu sekolah.
Berpikir bisa saja tak rasional. Hal itu biasa terjadi karena sudah terkontaminasi berbagai unsur kepentingan. Oleh karenanya, guru harus benar-benar mampu berpikir secara normatif dan benar-benar rasional. Semua harus dilakukan demi kepentingan lembaga dan tentunya demi meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan terhadap peserta didik.
Berpikir rasional adalah cara berpikir objektif. Sehingga siapapun yang cara berpikirnya rasional, tentu memiliki pola pikir positif. Hal inilah yang seharusnya menjadi ciri khas keunggulan pribadi sosok guru. Bagaimana pun, kita para guru didominasi dengan mindset bagus, tentu saja akan menguntungkan sekolahnya. Pastinya sekolah kondusif dan harmonis dalam segala hal.
Menurut hemat penulis, guru yang cerdas sejati pastilah rasional dalam berpikir. Sebab, dirinya pasti dapat mengkristalisasi dari sistem berpikir (mindsystem), pola pikir (mindset), dan peta pikir (mindmap). Bila ada tipe guru seperti itu, maka jangan sesekali dituding sebagai guru provokator apalagi guru yang berpikir destruktif.
ELEGAN
Guru elegan tak sama dengan guru perfeksionis. Guru elegan lebih kompleks yang harus dilakukannya. Mulai dari penampilan, etika, hingga cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Guru elegan juga bukan tipe guru yang skeptic penuh ego-sentris atas kemampuan dirinya.
Guru elegan lebih dihormati banyak orang karena kompetensi yang dimilikinya. Ingat, tidak hanya kompetensi bidang pendidikan semata, tetapi menyangkut kompetensi lain yang dapat diaktualisasaikan di sekolah. Guru semacam ini layak menjadi teladan dan panutan bagi guru lain maupun peserta didiknya.
Sosok guru seperti itu, pastinya akan elegan ketika berpakaian (maaf) meski bajunya tak ber-merk. Elegan saat berinteraksi dan berkomunikasi sekaligus familiar. Elegan pula saat proses pembelajaran dan saat dirinya dituntut kewajiban moril untuk mendidik dan membimbing peserta didiknya.
MOTIVATOR