Mohon tunggu...
Yuswanto Raider
Yuswanto Raider Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru dan penulis lepas yang lahir di Surabaya pada 14 Februari 1974. Sejak tahun 2005 saya tinggal di Desa Kembangsri Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto

Hobi saya merawat tanaman, traveling, outdoor learning, dan advokasi kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi HGN 2023: Saatnya Pendidikan Indonesia Butuh Guru "Preman"

25 November 2023   04:48 Diperbarui: 25 November 2023   04:48 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
INSPIRATOR: Latar belakang kehidupan nyata seorang guru, acap kali mampu menjadi inspirasi dalam meningkatkan kualitas mental dan moral peserta didiknya. (Sumber foto : Dokumen/Istimewa-Yuswanto Raider)

Semua guru tentu punya pikiran dan hati. Sayangnya tak banyak yang mempunyai nurani, peduli, dan meneladankan empati pada kondisi peserta didiknya. Ketika tunjangan sertifikasi pencairannya terlambat, mereka pada gusar dan materi terlambatnya tunjangan itu menjadi ikon diskusi keseharian.

Sementara, bila prestasi peserta didiknya menurun dan bahkan tak mampu menyentuh ambang batas kompetisi, ironisnya semua kesalahan jatuh pada si peserta didik. Sungguh sangat mengkhawatirkan kualitas mental dan moral para guru di Nusantara ini.

Bagaimana dengan perjuangan guru-guru sejati yang berada di kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)? Perhatian pemerintah layak diacungi jempol untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun, hanya sedikit guru yang masih merasakan sejahtera di kawasan 3T. Bagaimana pun, kehidupan disana serba sulit dan serba mahal. Sementara standar gaji mereka sama dengan guru di kawasan normal dan perkotaan.

Kondisi pembanding seperti itulah yang seharusnya menjadi kajian mendalam para guru. Kebahagiaan itu tak dating dari besarnya materi yang diterima. Justru kebahagiaan sejati adalah berhasilnya proses seorang guru dalam mendidik para peserta didiknya meraih kecerdasan maksimal dan kesuksesan dalam hidup.

GURU "PREMAN"

Mengetahui, mengamati, dan mencernah kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan inisiatif ekstrim. Memahami kondisi faktual sebagaimana sudah disajikan pada argumentasi di atas, tentulah butuh keberanian dalam melawan arus normative. Bukan untuk melakukan sebuah destruksi, tetapi berpola pikir sentimental menuju konstruktifisme pelayanan pendidikan.

Saatnya sekarang ini, dunia pendidikan Indonesia butuh tipe-tipe guru yang idealis dan cerdas pemberani. Selain kekritisannya dalam menyikapi kebijakan, juga kemapanan berpikirnya untuk kemaslahatan umat dan bukan karena kepentingan individu apalagi kelompok. Jawabannya, Indonesia butuh guru berkarakter "PREMAN".

PRESTATIF

Guru prestatif jangan dipahami sebagai guru yang memenangkan suatu perlombaan. Guru prestatif adalah guru yang memiliki kompetensi dan potensi diri yang luar biasa, Guru ini tak hanya menguasai mata pelajaran yang diampuhnya, tetapi memiliki potensi lain yang bagus. Potensi lain itulah yang dapat diakomodir untuk meningkatkan pelayanan pendidikan.

Sekolah yang memiliki visi misi berkualitas dengan pimpinan berkualitas pula, akan sangat mudah mendeteksi potensi guru seperti itu. Meskipun sosok guru itu biasanya memiliki karakter unik, tetapi cara pandang siapapun harus positive thinking. Pasalnya, potensi yang dimilikinya dapat diberdayakan untuk membangun prestasi sekolah.

Sebagai catatan, karakter guru seperti ini jangan dibiarkan apalagi dipandang sebelah mata. Sebab, karakter unik yang selaras dengan potensi dirinya sangat strategis untuk melancarkan tindakan destruktif terhadap kepemimpinan sekolah. Bagaimana pun, tipe guru seperti ini butuh wadah dan ekspresi kemerdekaan dirinya dalam mendidik peserta didiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun