Mohon tunggu...
Yusuf Zakaria
Yusuf Zakaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester akhir yang base-nya adalah agama Islam, tapi juga bekerja dan hobi di bidang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perempuan dalam Tafsir Qur'an Kontemporer, Studi Kasus Peran Khadijah dalam Islam

16 Juli 2024   19:05 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:24 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tafsir Quran kontemporer merupakan kajian yang tidak hanya membahas teks-teks Al-Quran dalam konteks modern, tetapi juga mencakup berbagai isu yang relevan dengan kehidupan umat Islam saat ini. Salah satu topik yang kerap dibahas dalam tafsir kontemporer adalah peran perempuan dalam Islam. Melalui pendekatan ini, kita dapat memahami bagaimana teks-teks suci memberikan panduan tentang kedudukan, hak, dan tanggung jawab perempuan dalam masyarakat. Artikel ini akan mengeksplorasi peran perempuan dalam Islam melalui studi kasus sosok Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Nabi Muhammad SAW.

Profil Singkat Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah seorang perempuan Quraisy yang lahir di Mekah pada tahun 555 M. Ia berasal dari keluarga terhormat dan dikenal karena kecerdasannya, kejujurannya, dan keberhasilannya dalam dunia bisnis. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Khadijah telah dua kali menikah dan menjadi seorang janda yang kaya raya. Ia menjalankan bisnis perdagangan yang sukses dan memiliki banyak kafilah dagang yang beroperasi antara Mekah dan wilayah-wilayah lain.

Khadijah sebagai Pengusaha Sukses

Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Khadijah telah dikenal sebagai seorang pengusaha yang sangat sukses. Ia menjalankan bisnis perdagangan internasional, mengirim kafilah-kafilah dagangnya ke berbagai wilayah, termasuk Syria dan Yaman. Khadijah dikenal karena kecerdasannya dalam mengelola bisnis, kejujurannya, dan integritasnya dalam bertransaksi. Ia juga dikenal sangat dermawan, sering membantu orang miskin dan membutuhkan di Mekah.

Tafsir Quran kontemporer menyoroti bahwa kisah Khadijah ini menunjukkan bahwa Islam tidak membatasi perempuan untuk berkarir dan berpartisipasi aktif dalam dunia ekonomi. Justru, Islam memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi secara signifikan di berbagai bidang, termasuk bisnis. Melalui contoh Khadijah, perempuan Muslim modern dapat melihat bahwa memiliki karir yang sukses dan menjalankan bisnis yang etis adalah sesuai dengan nilai-nilai Islam. Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan partisipasi ekonomi perempuan adalah:

"Bagi para pria ada hak bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada hak bagian dari apa yang mereka usahakan." (QS. An-Nisa [4]: 32).

Dukungan Khadijah terhadap Nabi Muhammad SAW

Peran Khadijah tidak hanya terbatas pada kesuksesannya sebagai pengusaha. Ia juga memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung Nabi Muhammad SAW, terutama pada masa-masa awal kenabiannya. Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira, Khadijah adalah orang pertama yang mempercayainya dan memberikan dukungan penuh. Ia menguatkan hati Nabi Muhammad SAW, membawanya kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal, yang kemudian mengonfirmasi bahwa Muhammad benar-benar menerima wahyu dari Allah.

Dalam penafsiran modern, dukungan Khadijah ini sering dikutip sebagai contoh betapa pentingnya peran perempuan dalam mendukung dan memperjuangkan nilai-nilai agama. Dukungan moral dan finansial yang diberikan Khadijah memungkinkan Nabi Muhammad SAW untuk fokus pada penyebaran Islam tanpa harus khawatir tentang kebutuhan materi. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam mendukung kepemimpinan dan misi suci, baik dalam lingkup rumah tangga maupun dalam skala yang lebih luas. Dalam Al-Qur'an, dituturkan sebuah ayat yang mendukung pentingnya peran perempuan dalam mendukung keluarga, yaitu:

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain" (QS. At-Tawbah [9]: 71).

Khadijah sebagai Ibu dan Pendamping Setia

Khadijah juga dikenal sebagai ibu yang baik dan pendamping setia bagi Nabi Muhammad SAW. Ia melahirkan enam anak dari pernikahannya dengan Nabi Muhammad SAW: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Abdullah. Khadijah mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan perhatian, serta memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penafsiran modern, banyak dijelaskan dan ditekankan pentingnya peran perempuan sebagai ibu dan pendamping dalam membentuk karakter dan moral generasi penerus. Khadijah adalah contoh nyata bagaimana seorang ibu dapat menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi anak-anaknya. Ia tidak hanya memberikan pendidikan agama yang kuat, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Ayat yang sering dikaitkan dengan peran perempuan dalam keluarga adalah:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum [30]: 21).

Implikasi Tafsir Kontemporer pada Peran Perempuan di Masyarakat Modern

Melalui studi kasus Khadijah, tafsir Quran kontemporer memberikan pemahaman yang lebih luas tentang peran perempuan dalam masyarakat modern. Beberapa implikasi penting yang dapat diambil adalah sebagai berikut.

1. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Tafsir kontemporer menekankan bahwa perempuan Muslim didorong untuk berpartisipasi aktif dalam dunia kerja dan bisnis. Seperti Khadijah, perempuan modern dapat berkontribusi secara signifikan dalam perekonomian tanpa harus mengorbankan nilai-nilai agama. Ini mencakup peluang untuk memulai usaha sendiri, berpartisipasi dalam sektor profesional, dan menjadi pemimpin dalam berbagai bidang ekonomi.

2. Partisipasi dalam Keputusan Keluarga

"Mereka (para istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu (para suami) adalah pakaian bagi mereka." (QS. Al-Baqarah [2]: 187).


Ayat tersebut menyatakan bahwa perempuan memiliki hak dan peran penting dalam pengambilan keputusan keluarga. Tafsir kontemporer menyoroti pentingnya saling menghormati dan bekerja sama antara suami dan istri dalam membangun keluarga yang harmonis dan sejahtera.

3. Pendidikan dan Pengembangan Diri

Perempuan didorong untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Seperti Khadijah yang cerdas dan berpengetahuan, perempuan modern harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan kesempatan untuk berkembang. Contoh ayat yang mendukung pentingnya pendidikan bagi semua umat Islam, termasuk perempuan, yaitu:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS. Al-Alaq [96]: 1).

Kesimpulan

Tafsir Quran kontemporer membuka wawasan baru tentang bagaimana peran perempuan dalam Islam dapat dipahami dan diaplikasikan dalam konteks zaman modern. Melalui studi kasus Khadijah, kita dapat melihat bahwa Islam memberikan ruang yang luas bagi perempuan untuk berkontribusi di berbagai bidang, baik sebagai pengusaha, pendukung, ibu, maupun pendamping. Pemahaman ini tidak hanya relevan bagi umat Islam, tetapi juga memberikan inspirasi bagi semua kalangan untuk menghargai dan mendukung peran perempuan dalam masyarakat.

Dengan demikian, penafsiran seperti ini tidak hanya menjelaskan teks-teks suci, tetapi juga memberikan panduan yang praktis dan relevan untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam kehidupan modern. Tafsir ini menunjukkan bahwa peran perempuan sangat penting dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera, sesuai dengan ajaran Islam yang murni.

Referensi

  1. Barlas, A. (2002). "Believing Women in Islam: Unreading Patriarchal Interpretations of the Quran." University of Texas Press.
  2. Wadud, A. (1999). "Quran and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman's Perspective." Oxford University Press.
  3. Quran Explorer. (2024). "Quran Explorer App." Available at: https://quranexplorer.com
  4. Quran.com. (2024). "Quran.com." Available at: https://quran.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun