Mohon tunggu...
Yusuf Siswantara
Yusuf Siswantara Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Pemerhati Pendidikan

Menyukai penelitian dan pendidikan nilai dan karakter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menghidupkan Kearifan Lokal, Pendidikan Karakter dalam Era Global

18 Oktober 2023   00:17 Diperbarui: 19 Oktober 2023   03:00 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pendidikan karakter. (Sumber: KOMPAS/SUPRIYANTO)

Pada era yang semakin global ini, ketika dunia kita diwarnai oleh konflik global yang panjang seperti perang di Ukraina, pertanyaan mendalam muncul. 

Bagaimana kita bisa mempertahankan akar warisan budaya kita, sambil mengajarkan nilai-nilai karakter yang kuat kepada generasi muda? 

Pertanyaan ini memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks dunia yang terus berubah, di mana gelombang globalisasi dan modernisasi menantang nilai-nilai tradisional serta identitas lokal.

Pertama-tama, Mari kita bahas lebih mendalam tentang apa yang kita maksud dengan "akar warisan budaya." Gagasan ini merujuk pada kumpulan nilai, tradisi, dan warisan budaya yang telah diwariskan kepada kita dari generasi sebelumnya. Ini adalah seperti akar pohon yang mendalam yang menjaga kita sebagai individu dan masyarakat tetap terhubung dengan akar budaya kita.

Akar warisan budaya ini bukan hanya fondasi identitas kita, tetapi juga merupakan sumber daya berharga dalam menghadapi tantangan zaman sekarang. 

Ini seperti harta karun yang berisi ajaran moral, nilai-nilai, dan cara hidup yang telah terbentuk selama berabad-abad. Saat kita menggali lebih dalam ke dalam akar budaya kita, kita menemukan petunjuk tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama, menjalani hidup dengan integritas, dan mengatasi dilema etika yang kompleks. 

Dalam dunia yang terus berubah, ini adalah harta yang dapat membimbing kita dalam menjaga nilai-nilai inti kita dan menghadapi tantangan modern dengan keyakinan. Jadi, akar warisan budaya kita tidak hanya menentukan siapa kita, tetapi juga memberikan bekal berharga untuk kehidupan saat ini.

Sayangnya, budaya lokal kita sering menghadapi ancaman dan perlahan terkikis oleh budaya Barat. Ini terjadi karena banyak alasan, tetapi faktor utama adalah perasaan kurangnya kebanggaan dan penghargaan terhadap kekayaan budaya kita sendiri. 

Terkadang, kita cenderung merasa bahwa budaya Barat lebih unggul dan modern, sementara budaya lokal kita dianggap ketinggalan.

Dalam konteks perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang begitu cepat, budaya kita seringkali menjadi kurban. 

Nilai-nilai tradisional dan identitas lokal kita terpinggirkan atau bahkan terabaikan karena kita terlalu fokus pada aspek-aspek budaya Barat yang lebih mendunia. Kita terlalu sering lupa akan kekayaan budaya kita sendiri.

Namun, di sinilah pentingnya pengenalan naskah kuno menjadi sangat jelas. Naskah-naskah kuno adalah jendela ke dalam kebijaksanaan dan nilai-nilai budaya kita yang mungkin telah terlupakan. 

Mereka adalah harta karun yang dapat membantu kita mengingat dan memahami akar budaya kita yang kaya. Melalui pemahaman terhadap naskah kuno ini, kita bisa mempertahankan dan menghormati budaya kita, sambil menjaga diri dari pengaruh budaya asing yang mengancam. 

Jadi, pengenalan naskah kuno menjadi suatu cara untuk menjaga dan menghidupkan kembali kekayaan budaya kita dalam menghadapi tantangan modern yang terus berkembang.

Meskipun pada pandangan pertama, fokus utama dalam pendidikan modern adalah pada prestasi akademis, kita harus tetap ingat pentingnya mengembangkan karakter yang baik. 

Itulah mengapa naskah kuno, seperti "Sewaka Darma," sangat berharga. Mereka membawa ajaran moral dan etika yang mendasar, memberikan panduan tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama, menjalani hidup dengan integritas, dan menghadapi dilema etika yang kompleks. 

Dalam dunia yang terus berubah, integrasi ajaran-ajaran ini ke dalam kurikulum pendidikan adalah jembatan yang menghubungkan kesuksesan akademis dengan pengembangan karakter yang holistik.

Namun, naskah kuno bukan hanya sumber ajaran moral. Mereka juga menyimpan kebijaksanaan lokal yang dalam dan berharga. 

Mereka menawarkan wawasan tentang kehidupan yang harmonis dengan alam, nilai-nilai kerjasama komunitas, dan prinsip-prinsip spiritual yang membentuk individu dan masyarakat. 

Keberadaan naskah kuno ini memberikan fondasi yang kuat untuk menjaga identitas budaya kita di tengah arus globalisasi dan modernisasi. 

Mereka adalah kompas yang membimbing kita dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya kita, sambil melawan asimilasi budaya yang dapat mengaburkan nilai-nilai inti kita.

Sebagai langkah praktis, integrasi naskah kuno ke dalam sistem pendidikan adalah kunci. Banyak sekolah telah memberikan contoh nyata tentang bagaimana kearifan lokal dan budaya setempat dapat menjadi bagian integral dari pendidikan karakter. 

Sebagai contoh, di Sekolah Dasar Negeri Jarakan, konsep TOGA (Tanaman Obat Keluarga) diajarkan kepada siswa. Mereka juga belajar bahasa dan budaya Jawa, seni tradisional, dan berbagai aspek budaya lokal. 

Langkah ini tidak hanya membentuk karakter yang kuat, tetapi juga memastikan kelangsungan identitas budaya kita dalam era modern.

Dalam dunia yang terus berubah, kita perlu mengembangkan fondasi yang kuat dalam nilai-nilai tradisional yang menjaga akar budaya kita. 

Ketika kita memahami dan menghormati kebijaksanaan lokal, kita tidak hanya memelihara keanekaragaman budaya yang kaya, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia modern. 

Itulah mengapa integrasi naskah kuno dan kebijaksanaan lokal ke dalam pendidikan karakter adalah langkah penting dalam menjaga nilai-nilai tradisional dan membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun