Mohon tunggu...
Yusuf Fajar Mukti
Yusuf Fajar Mukti Mohon Tunggu... Lainnya - Reviewer

Kadang suka ngulik musik email: yusufajarmoekti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Menari Dengan Bayangan: Album Disruptif Penghujung Dekade [Hindia Album Review]

24 Desember 2020   17:22 Diperbarui: 24 Desember 2020   17:42 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hindia - Menari Dengan Bayangan

"Setelah gue melewati masa keterpurukan dalam hidup, masuk proses pemulihan, di proses pemulihan inilah  gue mulai nulis semua lagu di album ini"

- Baskara Putra, Kompas

Album             : Menari Dengan Bayangan

Produser        : Baskara Putra, Adhe Arrio, Ibnu Dian, Petra Sihombing, Rayhan Noor, Rizky Indrayadi, YosugiWisnu Ikhsantama W.

Rilis                  : 29 November 2019

Label               : Sun Eater (Independen)

Rating             : 8,7/10

Suatu masa di penghujung dekade 2010-an, musik populer Indonesia mulai mencapai titik jenuhnya. Rentetan solois bertemakan lagu asmara picisan penuh metafora telah merangsek seluruh sudut industri; sementara generasi baru terus mencari sumber pelarian lain. Ketika musik nasional bertahan dengan status quo, skena musik urban justru bergerak ke arah berbeda. Di tengah persimpangan tersebut, album 'Menari Dengan Bayangan' hadir.

Dirilis secara bertahap sepanjang 2019, album debut Baskara Putra / Hindia  ini mengusung genre alternatif; sentuhan drum beat elektronik dengan kombinasi berbagai gaya musik cukup dominan digunakan. Vokal berat ala Justin Vernon (Bon Iver) miliknya seolah mendukung nuansa intim dari tema personal album; lirik padat berisi curhatan pribadi yang lugas, jujur, dan relevan dengan keresahan anak muda urban awal umur 20-an. Menyimak album ini serasa dirangkul kawan di tengah dera masalah dan padatnya kesibukan, mengingatkan bahwa kita sesungguhnya tidak sendirian.

Sempat lalu-lalang sebagai vokalis band rock .Feast sejak 2012, alumnus Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini mengawali proyek solonya di tahun 2018 dengan single 'No One Will Find Me' yang kental nuansa alternatif elektronik; barangkali adalah beberan atas kedatangan album perdananya. Menggandeng kolaborator semacam Matter Mos, Petra Sihombing, Sal Priadi, Rara Sekar, Kamga, dan Natasha Udu; di album ini ia menunjukkan fleksibilitas beradaptasi terhadap berbagai gaya musik partner: dari tembang indie-folk 'Membasuh' hingga balada piano 'Belum Tidur'. Kemewahan komposisi tersebut mengantarkannya pada anugerah Artis Solo Pria/Wanita Alternatif Terbaik di AMI Awards 2020.

Keluar dari narasi romansa generik musik pop, Baskara menulusuri fenomena keseharian melalui kacamata pengalaman personal. Lirik disampaikan dalam bahasa fungsional yang relatif tidak estetis bak Ebiet G.Ade, tetapi apa adanya minim hiperbolis layaknya Iwan Fals. Jika tak diiringi lantunan instrumen, mungkin ia lebih mirip jurnal pribadi pemuda narsistik  antah berantah  yang cukup percaya diri menerbitkan tulisannya ke dalam bentuk buku dibandingkan sebuah album musik.

Pengalaman yang disampaikan berkutat pada masalah kehidupan remaja beranjak dewasa (coming of age) pada umumnya: dari perihal asmara, pekerjaan, keluarga, hingga persahabatan. Ia merupakan representasi sempurna dari kekhawatiran jamak remaja fase akhir dalam mengarungi kenyataan dunia dewasa. Pada lagu 'Secukupnya' misalnya, terdapat lirik:

Tubuh yang berpatah hati

Bergantung pada gaji

Berlomba jadi asri

Mengais validasi

dengan diksi teknis dan tidak artistik, tetapi efektif untuk penggambaran realita sesungguhnya. Ia mendeskripsikan dinamika kehidupan sosial pemuda urban kelas menengah yang dikelilingi tuntutan dan ekspektasi sosial tinggi demi menjaga eksistensi, meski biaya di atas kemampuan finansial pribadi.

Lalu di lagu 'Besok Mungkin Kita Sampai', Baskara menyinggung fenomena krisis seperempat abad (quarter-life crisis) melalui lirik:

Stella bertemu pasangannya

Adrian ke Australia

Kawan-kawan pergi S2

Namun tujuanku belum tiba

yang mendeskripsikan tekanan sosial dari orang-orang terdekat untuk menggapai sesuatu, tetapi ia sendiri bahkan belum mengetahui tujuan hidupnya. Pemilihan kata 'pergi S2' dan 'gaji' dalam susunan lirik terbukti lebih membekas di benak pendengar alih-alih penggunaan kata kiasan yang berbelit-belit. Harus diakui, kemampuan Baskara dalam mengasosiasikan kata-kata teknis ke dalam narasi emosional merupakan kelebihan yang unik dibandingkan solois lain.

Jika harus memilih secara keseluruhan, maka lagu 'Dehidrasi' tentu layak menempati posisi teratas dari segala aspek. Ritme drum upbeat ala marching band, serta sentuhan rock alternatif dengan interlude melodi gitar distorsi di bagian akhir merupakan formula yang telah lama ditinggalkan; namun hadir dengan kemasan lebih segar. Lagu ini merupakan contoh sempurna dari adaptasi elemen musik lawas ke dalam gaya modern.

Sementara lagu 'Evakuasi' selaku track pertama tidak berasa cukup mengesankan. Selain karena tidak mempunyai melodi vokal dan lirik yang ikonik, juga terdapat kombinasi instrumen yang cukup mengganggu; terutama pada keputusan untuk menempatkan suara petikan dawai harpa di bagian Verse 2 yang terdengar tidak menyatu dengan nuansa keseluruhan lagu. Keputusan ini tentu merupakan hal yang patut dipertanyakan.

Melalui album ini, Baskara menunjukkan bahwa sesungguhnya terdapat segmen pendengar musik yang belum tersentuh oleh industri arus utama. Mereka tersisih dan diabaikan atas nama permintaan pasar, tetapi perlahan tumbuh pesat mempunyai nilai tawar. Di saat nama besar terbuai dengan monopolinya, gelombang nama-nama baru perlahan muncul mendisrupsi; dan tentu saja album ini adalah salah satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun