Di layar kaca, saat dirinya digantikan ketika Kroasia hampir pasti dinyatakan kalah, penonton sempat melihat Modric mengusap matanya sambil melangkah keluar lapangan. Wajahnya sedih. Mungkin bukan kekalahan yang membuat Modric terlihat lunglai. Tapi karena kebanggaan sudah total berjuang lewat sepak bola untuk wibawa dan kebahagian negaranya di Piala Dunia, di usia 37 tahun.
Yang melihat seketika terharu. Pembuktiannya adalah saat penonton di stadion langsung memberikan standing ovation kepada Modric. Baik suporter Kroasia maupun Argentina sama-sama menghormati Modric. Sebuah momen penghormatan yang hanya terjadi kepada begawan dibidangnya.
Usai pertandingan yang membahagiakan Argentina, beberapa pemain Argentina menunda suka-citanya. Angel Di Maria langsung mencari dan memeluk Modric hangat. Leonil Messi merangkul dan seperti membisikan kata-kata penghormatan sebagai sesama ksatria lapangan hijau. Ada juga Sergio Aguero yang menghampiri Modric dengan takzim.
Tak cukup di lapangan, LM10 Modric, terus menuai pujian walau timnya kalah. Lini masa sosial media penggila sepak bola dunia dari berbagai negara tak henti-henti memuji dan memberikan respect kepada Modric. Bersaing dengan narasi pujaan kepada Lionel Messi yang selangkah lagi menjadi "dewa sepak bola".***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H