Itulah sepak bola. Ada yang harus menang, ada yang harus kalah. Menyerang bukan berarti harus menang. Bertahan tak selamanya berarti kekalahan. Timnas Maroko merasakan manisnya buah bertahan dengan kemenangan saat adu pinalti (0-0) 3-0.
Sekarang, pemain dan rakyat Maroko sedang bersuka cita. Peristiwa kemenangan atas Spanyol di Piala Dunia ini akan menjadi cerita sejarah heroik bangsa mereka di lapangan hijau sepak bola secara turun-temurun. Yang tak akan ada jemunya untuk terus diceritakan kepada anak-cucu mereka.
Selanjutnya, Maroko yang menjadi satu-satunya pembawa panji benua Afrika akan menhadapi Portugal dari Eropa. Lagi-lagi prediksi dan pasar taruhan di babak 8 Besar tidak begitu saja berpihak pada Maroko.Â
Namun jika melihat gaya dan cara bermain skuad Maroko yang masih tetap on-fire, nothing to lose tapi ngotot. Selalu licin bergerak dan punya barisan pertahanan yang kokoh, Portugal bisa menjadi korban kejutan Maroko berikutnya. Patut diwaspadai oleh siapapun yang semula menganggap Maroko hanyalah kuda hitam kaleng-kaleng.
Peta kekuatan sepak bola dunia sesungguhnya sudah agak berubah. Selain karena Maroko yang trengginas, Jepang, Korea dan Arab Saudi, pun sudah memberikan sumbangsih warna perubahan lewat kejutan yang mereka lakukan di piala dunia kali ini.
Dua galaksi sepak bola Eropa dan Amerika Latin kedepan akan punya pesaing serius dalam meraih tropi piala dunia yang selama ini mondar-mandir hanya di dua benua itu saja. Galaksi itu bernama Galaksi Afrika dan galaksi sepakbola Asia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H