Subuh itu gelap. Tapi gelapnya adalah magis yang menenangkan. Bukan gelap yang menakutkan. Â
Maka, berpuisilah penulis memuji keduanya.
Dulu aku cinta senja dan ingin wafat saat senja.
Tapi ketika sering terbangun subuh, cintaku terbelah.
Agar tak menyakiti senja, aku bilang padanya,
"Senja, kamu itu cantik. Tapi subuh seksi. Jangan kau cemburui subuh.
Kalian berdua adalah sebaik-baiknya waktu untuk berdo'a.
Waktu dimana para malaikat naik dan turun ke bumi."
Senja pun merah merona, cantik.Â
Sementara subuh tetap dingin memikat, seksi.
Demikian.***