Sebagian dari mereka punya pengetahuan dasar investasi saham dan trading forex. Sehingga cepat paham apa maunya uang atau aset kripto. Menurut mereka, "Mana yang lebih cuan, itulah yang kami kejar. Kalau perlu semua jenis investasi yang berbasis teknologi kami ikutin selama punya modal."
Para Pencari Cuan barisan orang optimis, spekulatif dan risk taking. Tipikal mereka pemikir. Jago hitungan dan suka yang bersifat teknis.Â
Mereka cendrung kritis dan punya rasa ingin tahunya tinggi. Menganalisa adalah canda dan tawa mereka sehari-hari. Rata-rata tahu apa itu skema money game, ponzi, dan sejenisnya. Modus serta karakter para pelakunya mudah mereka cirikan.
Tidak benar kalau dibilang mereka itu mau untungnya saja ketika berinvestasi. Mereka siap rugi, walau sudah berhitung dan berstrategi. Antara jurus keuntungan dan jurus kerugian kuda-kudanya kokoh.
Terminologi protocol blockchain, roadmap, whitepaper, smart contract dan banyak istilah lainnya di bidang kripto dasarnya mereka mengerti. Beda koin dan token kripto bukan isu lagi. Semua itu mereka diskusikan dalam komunitas telegram.
Para Pencari Cuan sadar yang dilakukan adalah bisnis investasi. Dimana nilai fluktuasi nilainya sangat cepat tinggi dan rendahnya. Sangat ditentukan oleh demand and supply serta konsensus para holder-nya. Â Maka dari itu, antara mereka yang bermental trading dan bermental investor sangat kelihatan dalam menjalankannya.
Investasi Para Pencari Cuan di ranah cryptocurrency dan cryptoasset yang penulis amati, berangkat dari rasa ingin tahu dulu. Bukan ingin untung dulu. Itulah mengapa mereka belajar dulu. Dengan cara bergabung dengan komunitas yang mengedukasi pengetahuan tentang investasi yang mereka lakukan.
Dengan demikian, untuk menjadi kaum rebahan yang cuan sehingga disebut "Cuan Kaum Rebahan" dan masuk dalam barisan "Para Pencari Cuan", investor atau calon investor harus belajar lebih dulu. Sehingga ketika menjalankannya pakai ilmu yang dipelajari.
Kalau tak belajar bukan untung yang Anda dapat, tapi buntung. Bukan cuan yang Anda raih, tapi ketauan.
Ketauan begonnya! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H