Dalam catatan kepolisian, kriminalitas paling banyak terjadi dilakukan pada saat malam hari. Tempat-tempat hiburan malam menjajakan aktivitas dosa dan maksiat yang dikemas dalam paket malima (madon, mabuk, madat, main dan maling). Dunia gemerlap malam (dugem) menjadi pelampiasan nafsu keburukan bagi orang-orang lemah iman dan berteman dengan syaithan.
Di tempat-tempat hiburan malam inilah tingkat kriminalitas sangat tinggi. Peluang dan kesempatan untuk terjadinya kriminalitas terbuka lebar yang didukung oleh aktivitas malima. Aktivitas malima menjadi anak-anak panah syaithan agar sukses menyesatkan banyak manusia lemah iman.
Maka berhati-hati memilih teman dalam pergaulan. Rasulullah bersabda,"Barang siapa ingin mengetahui karakter seseorang, maka lihatlah karakter dari 5 orang sahabat terdekatnya."
Menghabiskan waktu sia-sia, bahkan berani membayar dengan harga yang mahal untuk sebuah dosa dan maksiat. Sedangkan untuk bersedekah dan amal kebaikan, mereka begitu pelit. Begitu hebatnya syaithan meyakinkan orang muslim yang lemah iman untuk memilih amalan Neraka daripada amalan Surga.
Malam hari adalah waktu yang paling tepat melancarkan aksi kejahatan. Saat calon korbannya sedang istirahat tertidur pulas dibuai mimpi. Sebuah kondisi yang memberikan kesempatan secara leluasa untuk melakukan aksi. Lain halnya bila calon korbannya adalah seorang ahli ibadah, yang rutin mendirikan shalat tahajjud, dzikrullah, tadarus Quran dan doa munajat, tentunya akan lebih siap siaga dan mendapat penjagaan dan pertolongan dari Allah SWT.
Orang yang berniat jahat akan gentar terhadap seorang ahli ibadah, termasuk tukang sihir sehingga bisa jadi mereka akan membatalkan aksi kejahatannya. Kejahatan sihir oleh tukang sihir sehebat apa pun ilmu hitamnya, tanpa seizin Allah SWT, tidak akan berhasil mencelakai.
Wa min syarrin-naffaatsaati fil 'uqad
4. Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).
Dalam sejarah Islam, disebutkan bahwa tukang sihir, tukang tenung dan tukang santet, kebanyakan berasal dari kaum wanita.
Dimana saat mereka akan melakukan aksinya selalu ada sesajen, peralatan khusus (properti) dan mantera-mantera. Setelah membaca mantera-mantera kemudian meniupkan kepada buhul-buhul atau properti sejenisnya, sebagai ritual yang wajib dijalankan, termasuk juga dengan penentuan hari plus waktunya. Biasanya mereka memilih waktu malam hari hingga menjelang subuh untuk menjalankan ritualnya.
Keahlian ilmu hitam mereka ini sering dimanfaatkan jasanya oleh orang yang memiliki penyakit hati, yaitu iri dan dengki untuk mencelakai seseorang yang dikehendakinya.
Wa min syarri haasidin idza hasad
5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.