Aktivitas malima (molimo), yaitu madon (main perempuan), madat (napza), mabuk (miras), main (judi) dan maling (mencuri, korupsi) adalah aktivitas lingkaran syaithan yang sangat ampuh untuk merusak aqidah, keimanan dan keislaman seseorang.
Aqidah yang menjadi syarat utama diterimanya keimanan, keislaman, ibadah dan muammalah seorang muslim leh Allah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Jin yang tidak beriman kepada Allah, merusak aqidah seorang muslim melalui mimpi, ilmu hitam (contohnya ilmu pesugihan, ilmu pelet), atau merasuki ruh (jiwa) seorang manusia. Tujuannya adalah agar manusia dalam niat, pemikiran, perkataan dan perbuatannya terbiasa dengan menyamakan Allah dengan makhluk-Nya berupa syirik, tahayul dan churafat.
Sedangkan manusia yang tidak beriman kepada Allah, merusak aqidah seorang muslim melalui aktivitas perilaku dan profesinya. Memelihara adat istiadat (tradisi) yang mengandung syirik, tahayul dan churafat seperti melarung sesajen di laut, sedekah laut, tarian, nyanyian dan mantera-mantera yang mengundang syaithan dan lain-lain.
Sedangkan profesi yang megandung syirik adalah perdukunan ilmu hitam, ahli ilmu pesugihan, peramal, pawang hujan dan sejenisnya.
Syaithan juga menggoda manusia melalui harta kekayaan, seorang muslim dibuat sibuk dan terlena dengan aktivitas menumpuk dan menghitung-hitung harta, gaya hidup hedonisme serta membelanjakan harta di jalan dosa dan kemaksiatan.
Allah sengaja memberikan mereka rejeki berlimpah, tidak pernah sakit dan mengalami ujian musibah meskipun mereka aktivitas banyak berbuat dosa dan maksiat. Itulah yang disebut bencana istidraj, orang yang dibiarkan Allah terlena dengan harta kekayaannya.
Bagi orang muslim yang miskin, syaithan menggodanya dengan membuat mereka sibuk untuk berburu rejeki dari pagi hingga malam tanpa menghiraukan kewajiban shalat 5 waktu sebagai tiang agama. Dalam hadits, Rasulullah mengatakan bahwa kefakiran bisa membuat manusia terjerumus ke dalam kekufuran.
Dalam sejarah Islam, ada kisah yang menjadi ibrah tentang Qorun, sudahkah Anda membaca atau mendengarkan ceritanya.
Syaithan laknatullah juga menggoda manusia melalui kekuasaan (tahta). Orang yang memiliki kekuasaan sering berlaku sombong, zalim, dan tidak amanah, menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kelompoknya.
Kekuasaannya dijalankan semena-mena jauh dari kata amanah, adil, tegas dan bijaksana sehingga bawahannya atau rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Dalam sejarah Islam juga sering disampaikan bagaimana kesombongan Raja Fir'aun dalam menjalankan kekuasaannya yang berakhir dengan kematian tragis.