Mohon tunggu...
Yu Suf
Yu Suf Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca, kepribadian menarik dan santun, perencanaan keuangan, bisnis, investasi, sukses, teknis sumberdaya air

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bendungan Pengendali Banjir

8 Februari 2024   09:00 Diperbarui: 8 Februari 2024   09:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bendungan atau dam juga dapat didefinisikan sebagai konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, serta menahan laju sedimentasi yang ditampung dalam tampungan mati (dead storage) atau kantong lumpur.

Terdapat beberapa fungsi bendungan, yaitu untuk menampung air sungai, mengelola dan mengatur air dalam waduk, pengelolaan sumber daya air, penyediaan air baku (raw water), menjadi salah satu sumber untuk penyediaan air bersih dan air minum, penyediaan air irigasi, pengendalian banjir, dan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Suatu bendungan apabila mempunyai semua fungsi-fungsi tersebut disebutnya sebagai bendungan multifungsi atau multi--purpose dam. Namun, kebanyakan dam juga memiliki beberapa bagian yang disebut dengan pintu utama, bangunan pelimpah (spillway) untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Pintu penguras dan kantong lumpur, pintu intake irigasi dan air baku, intake pipa penstock untuk memutar turbin PLTA, terowongan inspeksi beserta instrumen inclino meter, piezometer, hidrometri hidraulika, V note gaya rembesan, pos pengamat muka air (AWLR) merupakan infrastruktur pendukung kinerja waduk dan pengamanan bendungan.


Sedangkan waduk merupakan sebuah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. Pada umumnya waduk dibangun untuk pengembangan sumber daya air sungai dengan menampung air pada musim hujan guna memperbaiki kondisi aliran sungai, terutama saat musim kemarau.

Di samping itu, waduk biasanya dibangun untuk beberapa manfaat yang disebut multiguna atau multi--purpose dam, misalnya untuk irigasi, penyediaan air baku (air minum), pembangkit listrik tenaga air, dan sebagainya.

Pengendalian banjir dengan waduk hanya dapat dilakukan pada bagian hulu dan biasanya dikaitkan dengan pengembangan sumber daya air.

Perlu diperhatikan, dalam pengendalian banjir dengan waduk adalah perlambatan waktu tiba banjir, penurunan debit banjir yang lepas ke hilir, dan rasio alokasi volume waduk untuk pengendalian banjir terhadap volume untuk pengembangan dan pengelolaan sumber daya air.

Fungsi utama waduk sebagai pengendali banjir adalah menahan debit aliran besar dari banjir masuk (inflow) dan dilepaskan (outflow) dengan debit air yang lebih rendah sehingga tidak terjadi banjir pada hilir sungai.

Jika dibayangkan, kerja sebuah waduk memang cukup sederhana. Namun, banyak sekali tantangan yang harus diperhitungkan matang-matang dalam tahap perencanaan, konstruksi, pasca konstruksi, hingga operasi dan pemeliharannya.

Dalam perencanaan, penentuan kapasitas waduk dapat ditentukan dengan analisis neraca air atau bisa disebut keseimbangan air. Keseimbangan air didapat ketika kebutuhan air dan ketersediaan air selaras atau bisa disebut tidak berlebihan (surplus) ataupun tidak kekurangan (defisit).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun